UNRWA sebut krisis kelaparan di Gaza masih berlangsung

UNICEF mengecam keputusan Israel untuk melarang aktivitas Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di wilayah Palestina yang diduduki, dan memperingatkan dampak "mematikan" terhadap anak-anak Palestina. (ANTARA/Anadolu/py)
UNICEF mengecam keputusan Israel untuk melarang aktivitas Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di wilayah Palestina yang diduduki, dan memperingatkan dampak "mematikan" terhadap anak-anak Palestina. (ANTARA/Anadolu/py)
Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini memperingatkan bahwa Jalur Gaza masih berada dalam krisis kelaparan kendati terdapat tanda-tanda perbaikan terbatas sejak gencatan senjata diberlakukan.
Dalam pernyataannya melalui platform X pada Jumat, komisaris jenderal UNRWA itu menegaskan bahwa kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut tetap sangat rapuh dan jauh dari pulih.
Jutaan warga sipil masih berjuang memenuhi kebutuhan pangan dasar akibat pembatasan akses bantuan dan gangguan distribusi, katanya.
Menurut Lazzarini, laporan terbaru dari Klasifikasi Tahapan Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) menunjukkan bahwa capaian yang diperoleh dalam beberapa bulan terakhir sangat rentan untuk kembali memburuk.
Dia mengatakan situasi di Gaza tidak boleh disalahartikan sebagai telah membaik secara berkelanjutan, karena faktor-faktor struktural penyebab krisis pangan belum sepenuhnya diatasi.
“Laporan terbaru IPC menegaskan betapa rapuhnya kemajuan sejak gencatan senjata dimulai pada Oktober. Meskipun Gubernuran Gaza tidak lagi diklasifikasikan dalam kondisi kelaparan, sebanyak 1,6 juta orang masih menghadapi tingkat kerawanan pangan akut yang tinggi,” tulis Lazzarini melalui platform X.
Ia menambahkan bahwa sebagian besar keluarga masih harus mengurangi porsi makan dan frekuensi konsumsi karena keterbatasan pasokan.
Lazzarini menekankan bahwa “bencana” kemanusiaan ini hanya dapat diakhiri jika pasokan bantuan diizinkan masuk dalam skala besar dan para pekerja kemanusiaan dapat menjalankan tugasnya tanpa hambatan.
Ia menilai pembatasan akses, ketidakamanan di lapangan, serta keterlambatan perizinan menjadi faktor utama yang menghambat respons kemanusiaan yang efektif dan berkelanjutan.
Ia juga mengungkapkan bahwa UNRWA saat ini telah menyiapkan paket bantuan pangan untuk 1,1 juta orang serta persediaan tepung yang cukup bagi seluruh penduduk Gaza, yang masih menunggu izin untuk masuk ke wilayah tersebut.
Sumber: WAFA




