Top
Begin typing your search above and press return to search.

Aktivis ajak prioritaskan diskusi damai di hari HAM sedunia

Aktivis mahasiswa Pamulang ajak publik prioritaskan diskusi damai ketimbang demonstrasi di Hari HAM Sedunia. Tekankan pentingnya cegah aksi anarkis & provokasi.

Aktivis ajak prioritaskan diskusi damai di hari HAM sedunia
X

Tangsel — Memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia yang jatuh pada 10 Desember 2025, Aktivis Mahasiswa Pamulang, Gusti Nubaya, mengajak generasi muda memaknai momentum tersebut melalui kegiatan yang produktif dan dialogis, bukan dengan aksi demonstrasi yang berpotensi ricuh. Seruan ini ia sampaikan melalui keterangan tertulis pada Rabu (10/12).

Gusti menilai bahwa peringatan Hari HAM tidak harus selalu diwujudkan lewat aksi turun ke jalan, terutama ketika demonstrasi kerap dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk memprovokasi massa. Menurutnya, ruang diskusi yang terarah dan penyusunan gagasan konstruktif justru lebih dapat membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan perlindungan HAM di Indonesia.

“Banyak pihak yang memanfaatkan aksi demonstrasi untuk menyebar provokasi, baik secara langsung di lapangan maupun melalui media sosial. Karena itu, mahasiswa dan masyarakat harus lebih waspada terhadap penyebaran hoaks yang dapat memicu tindakan anarkis,” ujar Gusti.

Ia juga mengingatkan kembali insiden demonstrasi pada Agustus lalu, ketika sebagian peserta aksi yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar bertindak brutal hingga merusak fasilitas umum dan mengganggu aktivitas warga. Menurutnya, kejadian tersebut menunjukkan bahwa aksi anarkis hanya merugikan masyarakat dan mengaburkan tujuan penyampaian aspirasi.

“Aksi menyampaikan pendapat dijamin undang-undang, tetapi ketika ada oknum yang menyusup dan memancing kerusuhan, hal tersebut tidak bisa ditoleransi. Kerusakan fasilitas publik bahkan potensi korban jiwa seharusnya menjadi alarm bagi kita semua,” tegasnya.

Gusti mendorong mahasiswa, pelajar, dan masyarakat sipil yang berencana menggelar kegiatan di depan DPR RI agar mengutamakan cara-cara damai, terkoordinasi, dan sesuai dengan ketentuan hukum. Ia juga mengingatkan bahwa ketertiban menjadi kunci untuk mempersempit ruang gerak provokator.

“Ruang gerak provokator dapat dipersempit bila aksi dilakukan dengan tertib. Kelompok-kelompok anarko biasanya hanya ingin memperkeruh suasana, memicu bentrokan, lalu menghilang dan menyisakan kekacauan bagi mahasiswa dan aparat,” tutupnya.


Rizky Rian Saputra

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire