5 penambang tewas diduga diserang KKB Yahukimo, evakuasi terkendala cuaca dan medan

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Cahyo Sukarnito
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Cahyo Sukarnito
Situasi keamanan di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, masih mencekam usai penyerangan terhadap warga sipil oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB). Hingga hari keempat pasca kejadian, evakuasi korban belum dapat dilakukan karena terkendala cuaca ekstrem dan medan berat.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Cahyo Sukarnito, dalam wawancara bersama Radio Elshinta, Kamis (25/9/2025), menjelaskan bahwa penyerangan terjadi Minggu lalu. Lima orang penambang emas ilegal menjadi korban tewas akibat luka tembak dan sabetan senjata tajam.
“Korban yang meninggal atas nama Desem Domingus, Marsinus Manek, Roberto Yunus, dan Unu. Hingga hari ini, evakuasi belum bisa dilakukan karena medan pasca banjir dan akses sungai yang terputus,” kata Cahyo.
Ia menambahkan, aparat gabungan TNI-Polri telah empat kali mencoba mengevakuasi korban, namun selalu gagal. “Senin sempat mendapat serangan dari KKB, sementara pada Selasa dan Rabu terkendala cuaca. Hari ini, medan juga sangat berat,” ujarnya.
Selain lima korban jiwa, aparat masih memantau keberadaan sekitar 24 penambang lainnya yang terjebak di lokasi tambang liar, di Kampung Binki dan Kali Kulm. Mereka kini bertahan di area helipad darurat sambil menunggu akses evakuasi.
Cahyo menyebut, aparat keamanan mendapatkan informasi awal peristiwa ini dari para penambang yang berhasil melarikan diri serta patroli siber yang menemukan unggahan propaganda KKB. “Mereka mempropagandakan korban sebagai intelijen TNI-Polri, padahal faktanya adalah penambang liar,” tegasnya.
Kepolisian menduga serangan ini dilakukan oleh KKB Kodap 16 Yahukimo pimpinan Kopitua Heluka. Aparat memastikan upaya penyelidikan dan penegakan hukum akan terus berjalan, meski menghadapi tantangan geografis dan keamanan di lapangan.
Dalam kesempatan itu, Cahyo juga mengimbau masyarakat Papua untuk tidak terprovokasi propaganda KKB, serta menghentikan aktivitas tambang emas ilegal yang kerap menjadi target pemerasan kelompok bersenjata. “Selain merusak lingkungan dan melanggar hukum, aktivitas penambangan liar ini membahayakan keselamatan masyarakat sendiri,” pungkasnya.
Penulis: Dedy Ramadhany/Ter