BGN tanggapi kasus siswa meninggal di Bandung Barat diduga keracunan
Badan Gizi Nasional (BGN) menanggapi kasus siswa meninggal di Bandung Barat yang sebelumnya diduga akibat keracunan makanan.

Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Badan Gizi Nasional (BGN) menanggapi kasus siswa meninggal di Bandung Barat yang sebelumnya diduga akibat keracunan makanan.
"Itu kan sudah dijelaskan dari sana, bahwa itu tidak ada hubungan (dengan Makan Bergizi Gratis)," kata Kepala BGN Dadan Hindayana di Jakarta, Kamis.
Dadan menjelaskan, BGN telah membuka opsi melakukan autopsi pada orang tua siswa, tetapi pihak keluarga tidak mengizinkan.
"Kemarin sebenarnya kita bertanya, tetapi orang tuanya kan tidak mengizinkan untuk autopsi. Jadi, kita serahkan ke pemerintah setempat yang menyampaikan ya," ucapnya.
Ia menambahkan, BGN terus memperbaiki tata kelola program MBG melalui peraturan presiden (perpres) yang akan muncul dalam beberapa hari ke depan.
"Itu ada di perpres yang sedang akan ditangani," ujar dia.
Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan pemerintah menyerahkan kasus dugaan seorang siswa yang meninggal di Cihampelas, Bandung Barat, kepada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
Dinas Kesehatan Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat dan puskesmas setempat menyatakan kasus yang terjadi tidak memiliki hubungan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat Lia Nurliana Sukandar sebelumnya juga telah melaporkan kronologis kejadian Nomor :400.7.7.1/X.1.1/P2P.
Pasien yang duduk di bangku SMK mengaku mengeluh pusing pada Senin (29/9). Ia juga sempat muntah sebanyak lima kali, kejang, dan mulutnya berbusa.
Korban meninggal pada Selasa (30/9). Pada Jumat (24/9) siswa dilaporkan sempat mengkonsumsi MBG. Korban tercatat memiliki riwayat penyakit medis asam lambung.