BMKG: Mayoritas kota-kota besar berpotensi diguyur hujan ringan-sedang
BMKG prakirakan mayoritas kota-kota besar di Indonesia berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada Jumat.

Pengendara sepeda motor melintasi Jalan Kolonel Sugiri, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, di tengah guyuran hujan dengan intensitas ringan pada Rabu (10/9/2025) pagi. ANTARA/Sumarwoto.
Pengendara sepeda motor melintasi Jalan Kolonel Sugiri, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, di tengah guyuran hujan dengan intensitas ringan pada Rabu (10/9/2025) pagi. ANTARA/Sumarwoto.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan mayoritas kota-kota besar di Indonesia berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada Jumat.
Dalam sistem peringatan dini cuaca BMKG, untuk wilayah Sumatra, kota-kota besar yang berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang, yakni Medan, Pekanbaru, Padang, Tanjung Pinang, Jambi, Bengkulu, Palembang, Pangkal Pinang, dan Bandar Lampung.
“Aceh diprakirakan berawan tebal,” ujar Prakirawan BMKG Zen Putri dalam siaran cuaca yang diikuti dari Jakarta.
Hujan ringan hingga sedang juga berpotensi terjadi di Bandung, Semarang, dan Surabaya. Sementara Banten, Jakarta, dan Yogyakarta diselimuti awan tebal.
Bali dan Lombok diprakirakan berawan. Kupang diprakirakan diguyur hujan dengan intensitas ringan.
Di Pulau Kalimantan, Kota Pontianak, Banjarmasin, dan Tanjung Selor berpotensi diguyur hujan deras yang dapat disertai petir. Samarinda dan Palangkaraya berpotensi diguyur hujan ringan.
Di Pulau Sulawesi, hujan ringan hingga sedang diprakirakan merata di seluruh kota besar yakni di Makassar, Mamuju, Palu, Gorontalo, Manado, dan Kendari.
Di wilayah paling timur, seluruh kota seperti Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, Nabire, Jayapura, Jayawijaya, dan Merauke diprakirakan diguyur hujan ringan hingga sedang.
Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani mengatakan saat ini memasuki periode peningkatan curah hujan yang menandai peralihan menuju puncak musim hujan.
Berdasarkan analisis tiga bulan terakhir, curah hujan terus mengalami kenaikan signifikan, dengan sebagian besar wilayah berada pada kategori menengah hingga tinggi.
Ia menjelaskan fenomena La Nina lemah saat ini tengah berlangsung dan diprediksi bertahan hingga Maret 2026.
Namun, dampaknya terhadap peningkatan curah hujan dinilai tidak terlalu signifikan saat puncak musim hujan nanti.
“La Nina lemah akan bertahan hingga awal tahun 2026, namun pada puncak musim hujan dampaknya terhadap penambahan curah hujan tidak terlalu signifikan. Meski begitu, curah hujan tinggi pada periode tersebut tetap perlu diwaspadai,” ujarnya
BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem dan dampaknya terhadap aktivitas harian, khususnya di wilayah dengan curah hujan tinggi.




