BPBD imbau masyarakat waspadai perubahan cuaca saat masa liburan

Warga berjalan melintasi banjir di Kutabumi, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (11/9/2025). Banjir setinggi 20 - 50 cm yang kerap terjadi ketika hujan deras diakibatkan kurang memadainya sistem drainase di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/YU
Warga berjalan melintasi banjir di Kutabumi, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (11/9/2025). Banjir setinggi 20 - 50 cm yang kerap terjadi ketika hujan deras diakibatkan kurang memadainya sistem drainase di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/YU
BPBD Kota Tangerang, Banten mengimbau masyarakat untuk mewaspadai perubahan cuaca di masa liburan sehingga agar tetap membawa payung atau jas hujan saat beraktivitas di luar ruangan
"Waspadai perubahan cuaca saat hujan ringan yang dapat menyebabkan jalan licin dan mengganggu jarak pandang. Selalu bawa payung atau jasa hujan ketika ingin ke luar," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang Mahdiar di Tangerang Rabu.
Ia mengatakan, berdasarkan prakiraan cuaca, hujan ringan diperkirakan terjadi pada awal pekan, yakni Senin hingga Rabu, dengan suhu udara berkisar antara 23 hingga 32 derajat Celsius dan tingkat kelembapan relatif tinggi. Perubahan cuaca ini pun akan mempengaruhi kondisi kesehatan sehingga warga agar selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Karena perubahan cuaca bisa terjadi berulang dalam sehari.
"Pagi cerah, memasuki siang hari hujan. Lalu sore hari reda namun malam kemungkinan hujan lagi. Perubahan cuaca ini karena adanya masa peralihan," ujarnya.
Untuk layanan kegawatdaruratan di Kota Tangerang masyarakat bisa mengakses call center 112 atau untuk BPBD Kota Tangerang, bisa ke nomor piket 021-5582-144 yang juga aktif selama 24 jam.
Wali Kota Tangerang Sachrudin mengatakan telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi terkait peringatan dini BMKG yang memprediksi curah hujan di penghujung 2025 hingga awal 2026 berada di atas normal akibat anomali iklim global.
Sepanjang tahun ini tren banjir, genangan, dan angin kencang juga mengalami peningkatan signifikan. Sehingga, Pemkot Tangerang pun mengambil langkah dengan penetapan status siaga darurat bencana. Ia menegaskan paradigma baru dalam penanganan kebencanaan, yakni Tangerang harus bergerak sebelum bencana datang, bukan setelahnya.




