BPBD Lebak minta warga waspada dampak cuaca ekstrem

Warga Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak, Banten membangun rumah setelah rusak diterjang pergerakan tanah, belum lama ini. ANTARA/Mansur
Warga Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak, Banten membangun rumah setelah rusak diterjang pergerakan tanah, belum lama ini. ANTARA/Mansur
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan menghadapi dampak cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang dan petir.
"Kami sudah menyampaikan peringatan dini kepada masyarakat agar waspada dan siaga guna mengurangi resiko kebencanaan," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lebak Agust Riza Faesal di Lebak, Jumat.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), beberapa hari ke depan cuaca ekstrem berpotensi terjadi di wilayah itu. Bahkan, hujan di daerah itu terjadi pagi, siang, sore, hingga dini hari. Jika berlangsung hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang dan petir, kata dia, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan agar tidak menimbulkan korban jiwa.
Selama dua pekan terakhir, kata dia, bencana alam di Kabupaten Lebak, di antaranya banjir akibat luapan aliran sungai, pergerakan tanah, dan pohon trembesi roboh. Namun, bencana alam tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa atau luka -luka.
"Kami berharap masyarakat agar tetap waspada dan siaga dalam kondisi cuaca ekstrem," katanya.
Ia menjelaskan BPBD Lebak bersama relawan di 28 kecamatan di daerah itu berkoordinasi menghadapi kemungkinan dampak cuaca ekstrem tersebut. Melalui koordinasi itu, kata dia, penanganan kebencanaan bisa secepat mungkin sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
Selama ini, Kabupaten Lebak sebagai daerah rawan bencana alam, seperti banjir, longsor, pergerakan tanah, pohon tumbang, angin puting beliung, dan gelombang tinggi.
"Kita menyiapkan peralatan evakuasi mulai kendaraan, perahu, pelampung, chainsaw (gergaji mesin), tambang, tenda hingga logistik untuk penyelamatan pasca-bencana alam," katanya.
Ia juga mengimbau pengemudi kendaraan menghentikan perjalanan terlebih dahulu jika berlangsung cuaca ekstrem sebab kebanyakan di tepi jalan raya di wilayah Kabupaten Lebak terdapat pohon berusia tua atau rapuh yang mudah roboh ketika diterjang angin kencang.
Selain itu, masyarakat tidak berada di bawah pohon jika hujan lebat disertai angin kencang.
"Kami sekarang menghadapi cuaca ekstrem mengoptimalkan kesiagaan dengan mendirikan posko utama 24 jam guna mengantisipasi bencana alam itu ," kata Agust.
Johan (35), warga Kompleks Pendidikan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengaku waspada rumahnya tergenang banjir karena curah hujan Jumat pagi ini cenderung meningkat. Biasanya, banjir di wilayah itu akibat tumpukan sampah di drainase sehingga arus air tidak berjalan lancar.
"Kami berharap curah hujan tidak berlangsung hingga siang hari, karena dipastikan rumahnya tergenang banjir," katanya.




