Bulog perkuat distribusi beras SPHP ke wilayah sulit terjangkau Papua

Distribusi beras program SPHP menggunakan jalur udara di wilayah Papua. ANTARA/HO-Humas Bulog
Distribusi beras program SPHP menggunakan jalur udara di wilayah Papua. ANTARA/HO-Humas Bulog
Perum Bulog memperkuat distribusi beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke wilayah sulit terjangkau di Papua meliputi Pegunungan Bintang, Nduga, Yahukimo, dan Intan Jaya, guna menjaga stabilitas harga serta memastikan ketersediaan pangan masyarakat setempat.
"Empat kabupaten ini merupakan daerah pegunungan terpencil yang tidak dapat dijangkau secara konsisten melalui jalur darat, sehingga memerlukan pola distribusi adaptif agar pasokan pangan tetap terjaga jelang Natal dan Tahun Baru 2026," kata Pemimpin Perum Bulog Kanwil Papua Ahmad Mustari dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Untuk Kabupaten Nduga, Bulog telah mengirimkan 1.250 kilogram beras via udara. Sementara sebanyak 10.000 kilogram sedang dalam perjalanan melalui jalur sungai dan diperkirakan tiba pada 11–13 Desember 2025.
Sementara itu ke Kabupaten Yahukimo telah disalurkan 2.000 kilogram beras melalui pengiriman udara, ditambah 20.000 kilogram melalui jalur sungai yang juga diproyeksikan tiba pada 11–13 Desember 2025.
"Pengiriman ini memastikan stok di kedua wilayah tetap aman sembari menunggu kedatangan pengangkutan sungai yang membutuhkan waktu tempuh lebih panjang," ujarnya.
Ia menuturkan seluruh proses distribusi baik melalui udara, darat maupun sungai dilakukan dengan dukungan penuh dari jajaran kepolisian sebagai mitra pengamanan, pendampingan, dan penyimpanan sementara di gudang filial.
Pola multi-moda itu juga diterapkan untuk Pegunungan Bintang dan Intan Jaya yang menghadapi kondisi aksesibilitas serupa, mulai dari cuaca ekstrem hingga keterbatasan sarana transportasi. Mustari menegaskan percepatan distribusi itu merupakan langkah strategis dalam menjaga keterjangkauan pangan di wilayah terpencil.
Dia menegaskan pendistribusian itu bertujuan untuk menstabilkan harga dan memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru.
"Harga jual beras SPHP di empat wilayah tersebut tetap sama dengan daerah lainnya, yaitu Rp13.500 per kilogram," kata dia pula.
Ia mengatakan pengiriman beras SPHP ke daerah seperti Nduga dan Yahukimo merupakan bagian dari komitmen Bulog untuk memastikan semua masyarakat, termasuk yang tinggal di wilayah paling sulit dijangkau, tetap mendapatkan akses pangan yang layak.
Ia menambahkan tantangan biaya logistik di Papua tidak mengurangi komitmen Bulog dalam menjamin ketersediaan beras SPHP bagi seluruh masyarakat.
Selain memastikan kecepatan dan pemerataan distribusi, Bulog Papua juga menegaskan seluruh biaya angkutan, baik jalur udara, darat, maupun sungai, sepenuhnya ditanggung oleh BUMN di sektor pangan itu.
"Distribusi dilakukan secara bertahap dan adaptif, dengan target penyelesaian sebelum masa perayaan Natal, di mana kebutuhan masyarakat meningkat signifikan," jelasnya.
Ia menambahkan kolaborasi erat dengan kepolisian menjadi elemen penting dalam menjaga kelancaran proses pengangkutan dan pengamanan komoditas di lapangan. Secara keseluruhan, katanya, Bulog Papua terus mengoptimalkan seluruh moda distribusi, baik darat, udara, dan sungai untuk menjangkau empat kabupaten prioritas tersebut.
Ia menegaskan pula penguatan distribusi pangan di Pegunungan Bintang, Nduga, Yahukimo, dan Intan Jaya merupakan bagian dari komitmen Bulog dalam memastikan masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan (3TP) tetap dapat mengakses beras SPHP dengan harga sesuai ketentuan.
"Dengan berbagai tantangan medan dan cuaca yang dihadapi, Bulog tetap berupaya memberikan pelayanan terbaik demi menjamin stabilitas pasokan pangan yang merata di seluruh Papua," kata Mustari.




