Dirut Garuda ke AS diskusi dengan Boeing terkait pengadaan pesawat

Suasana rapat dengar pendapat Garuda Indonesia bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (22/9/2025). ANTARA/Aji Cakti
Suasana rapat dengar pendapat Garuda Indonesia bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (22/9/2025). ANTARA/Aji Cakti
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Wamildan Tsani Panjaitan berkunjung ke Amerika Serikat untuk melakukan diskusi lanjutan soal rencana pengadaan pesawat dengan pabrikan Boeing.
Direktur Niaga Garuda Indonesia Reza Aulia Hakim mengatakan pihaknya terus menjajaki kerja sama dengan pabrikan pesawat untuk penambahan armada secara jangka panjang agar Garuda Indonesia mendapatkan kepastian jumlah pesawat, dan tentunya harga yang lebih kompetitif.
"Dalam rangka keperluan kerja sama jangka panjang inilah Bapak Direktur Utama (Dirut) kami hari ini mendampingi Bapak Presiden Prabowo Subianto dalam lawatan ke Amerika Serikat (AS) untuk melakukan diskusi lanjutan terkait rencana pengadaan armada pesawat dari Boeing," ujar Reza saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin.
Garuda Indonesia bersama para pemangku kepentingan lain akan memastikan agar pembelian pesawat tersebut membawa keuntungan optimal baik secara strategis operasional dan juga finansial. Seiring pulihnya industri penerbangan, kapasitas Garuda berangsur meningkat menjadi 71 pesawat pada 2023 dan tahun 2024 menjadi 73 pesawat.
Di bawah manajemen yang baru, hingga Agustus 2025 Garuda Indonesia telah mampu menambah lima pesawat baru sehingga kini kekuatan Garuda Indonesia mencapai 78 pesawat dan sepanjang tahun 2025 ini maskapai pelat merah tersebut menargetkan total akan terdapat tujuh pesawat baru.
Menurut Reza, hal tersebut merupakan penambahan pesawat terbanyak Garuda Indonesia pascapandemi COVID-19.
Dari sisi trafik penerbangan, pasar penumpang transportasi udara diproyeksikan akan terus meningkat mencapai sekitar 105 juta penumpang pada tahun ini. Garuda Indonesia menargetkan akan melayani 12,2 juta penumpang tahun ini.
Garuda Indonesia berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional baik melalui konektivitas udara, pariwisata dan juga ekonomi kreatif. Komitmen Garuda ini diwujudkan melalui pelayanan terbaik yang telah mendapatkan pengakuan dunia.
Kemudian, juga Garuda meningkatkan konektivitas global dengan menjadi satu-satunya maskapai di Indonesia yang mengoperasikan lebih dari 30 pesawat berbadan lebar (weight body) dan memiliki kemitraan global atau global partnership dengan beberapa maskapai internasional.
"Kemudian juga kami juga ke depannya secara bertahap menargetkan menambah lebih dari 100 pesawat hingga 2029. Strategi ini akan memungkinkan Garuda Indonesia menghubungkan lebih dari 100 rute penerbangan dan mencapai 50 persen pangsa pasar domestik," kata Reza.