Genosida di Palestina mencaji upaya penghapusan kebudayaan

Menteri Kebudayaan Fadli Zon bahas kerja sama budaya dengan Palestina di CHANDI 2025, Denpasar, Bali, Kamis 4/9/2025. ANTARA/Ho-Humas CHANDI 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon bahas kerja sama budaya dengan Palestina di CHANDI 2025, Denpasar, Bali, Kamis 4/9/2025. ANTARA/Ho-Humas CHANDI 2025
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menilai genosida di Palestina tidak hanya bencana kemanusiaan, melainkan juga penghapusan sistematis budaya dan peradaban. Hal ini disampaikan Menbud saat pertemuan bilateral dengan Menteri Kebudayaan Palestina di sela-sela forum internasional Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation (CHANDI) 2025 di Bali.
“Yang tengah berlangsung bukan sekadar genosida terhadap sebuah bangsa, tetapi juga genosida terhadap kebudayaan dan peradaban,” kata Menbud Fadli Zon dalam keterangan di Denpasar, Kamis.
“Hancurnya infrastruktur, situs bersejarah, ruang budaya, hingga pusat komunitas di Palestina merupakan bagian dari upaya sistematis untuk melemahkan identitas bangsa tersebut,” sambungnya.
Atas tindakan itu, lanjutnya, Indonesia menegaskan sikap berdiri kokoh membantu rakyat Palestina dalam perjuangannya menjaga kedaulatan negara.
“Indonesia siap memberikan kontribusi aktif, baik secara politik, diplomatik, maupun melalui upaya kemanusiaan, dalam penyelesaian krisis di Gaza dan terwujudnya Palestina yang merdeka dan berdaulat,” ujar Menbud Fadli Zon.
Dalam upaya ikut menjaga kebudayaan Palestina, Kementerian Kebudayaan kedua negara menyepakati langkah penting dengan menandatangani Letter of Intent (LoI) on Culture.
Fadli Zon mengatakan diplomasi kebudayaan adalah cara efektif untuk memperkuat rasa saling pengertian, solidaritas, dan penghormatan antar-bangsa. Kerja sama kebudayaan menjadi langkah strategis untuk menjaga memori, kontribusi, dan tempat Palestina dalam sejarah umat manusia.
Indonesia-Palestina berkomitmen untuk mengembangkan proyek budaya bersama, bertukar pengetahuan mengenai pelestarian warisan budaya, serta menyelenggarakan pameran, lokakarya, dan pelatihan.
Adapun sejumlah kerja sama budaya konkret antara lain penyelenggaraan forum internasional tentang genosida budaya di Gaza, promosi produk budaya Palestina di Indonesia, seperti kerajinan sulam, keramik, dan karya seni lainnya sebagai bentuk solidaritas serta pemberdayaan ekonomi masyarakat Palestina.
Selanjutnya program pertukaran budaya, termasuk residensi seniman Palestina di Indonesia, pameran seni, pemutaran film, pekan budaya Palestina di berbagai kota di Indonesia; serta penerjemahan dan publikasi karya sastra Palestina, khususnya kumpulan tulisan para penulis dari Gaza, termasuk mereka yang telah gugur dalam konflik, agar suara dan narasi Palestina dapat dikenal dunia dalam berbagai bahasa.
Fadli Zon menegaskan bahwa Indonesia siap merealisasikan kerja sama budaya ini.
“Kita akan bahas teknis pelaksanaannya bersama Duta Besar Palestina, ini bukan hanya soal kebudayaan, tapi tentang solidaritas, tentang menyuarakan kemanusiaan melalui bahasa budaya,” katanya.
Menteri Kebudayaan Palestina Imad Abdullah Saleem Hamdan mengapresiasi Indonesia yang konsisten menggambarkan kondisi di Gaza sebagai bentuk genosida budaya yang sistematis. Imad Abdullah menegaskan di balik kehancuran fisik akibat agresi militer, sedang berlangsung pula upaya penghapusan terhadap identitas, sejarah, dan narasi Palestina.
“Mereka berusaha menghapus budaya kami, tetapi identitas kami tidak bisa dihilangkan, dukungan Indonesia sangat penting dalam menjaga eksistensi budaya Palestina,” ucapnya.