GMF-Angkasa Pura perkuat fondasi permodalan dan ekosistem aviasi

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) dan PT Angkasa Pura Indonesia (API) sepakat memperkuat struktur permodalan GMF serta upaya memperkuat ekosistem industri aviasi nasional, khususnya di sektor maintenance, repair, and overhaul (MRO) melalui penandatanganan akta inbreng lahan.
"Inisiatif ini juga menjadi bagian penting dalam upaya memperkuat struktur permodalan dan mendukung keberlanjutan bisnis GMF," kata Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Melalui penandatanganan akta ini, API melakukan penyetoran modal dalam bentuk lainnya/non-tunai berupa lahan dengan status hak guna bangunan (HGB) di atas hak pengelolaan (HPL) seluas 972.123 meter persegi yang berlokasi di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dengan nilai inbreng lahan sebesar Rp5,66 triliun.
Seluruh persetujuan internal yang diperlukan, termasuk persetujuan dari kementerian dan instansi pemerintah terkait serta para pemangku kepentingan di masing-masing perusahaan, telah terpenuhi. Andi mengatakan penandatanganan akta ini menandai bahwa API telah resmi menjadi pemegang saham GMF dan lahan tersebut secara hukum telah dikuasai oleh GMF.
Andi menyampaikan bahwa inbreng lahan ini memberikan kepastian jangka panjang bagi GMF, baik dari sisi operasional maupun keuangan.
"Dengan penguasaan lahan ini, GMF memperoleh kepastian pengelolaan aset sekaligus fleksibilitas yang lebih besar untuk pengembangan bisnis ke depan," ujar Andi.
Dari sisi operasional, penguasaan lahan membuat GMF tidak lagi menanggung beban sewa, sekaligus membuka ruang pemanfaatan aset yang lebih optimal.
Ke depan, lahan tersebut dapat dimanfaatkan secara lebih fleksibel, termasuk untuk mendukung rencana pengembangan bisnis bersama mitra atau investor, sepanjang sesuai dengan kebutuhan pasar dan hasil studi kelayakan.
Secara keuangan, inbreng lahan senilai Rp5,6 triliun akan menambah nilai aset tetap perseroan dan diharapkan dapat mengembalikan posisi ekuitas GMF menjadi positif.
Langkah ini sekaligus mendukung agenda penyehatan keuangan Garuda Indonesia Group, sehingga secara konsolidasi diharapkan mampu memperbaiki struktur permodalan dan mengembalikan ekuitas grup ke posisi positif pada akhir 2025.
Penguatan fundamental ini menjadi langkah penting bagi GMF untuk meningkatkan kepercayaan publik dan investor, serta memperluas ruang pendanaan bagi pengembangan usaha di masa mendatang. Sementara itu, Direktur Utama Angkasa Pura Indonesia Mohammad R Pahlevi mengatakan aksi korporasi inbreng lahan ini merupakan langkah konkret perusahaan dalam memperkuat sektor aviasi nasional.
"Langkah ini juga implementasi dari operasional bandara berbasis ekosistem, dimana Angkasa Pura Indonesia mendukung penuh GMF yang merupakan bagian dari ekosistem kebandarudaraan," ujar Pahlevi.




