Gubernur NTB dukung upaya konservasi hutan Rinjani
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal mendukung upaya pengembangan kawasan konservasi masyarakat adat di wilayah setempat, salah satunya hutan Gunung Rinjani.

Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal (kiri) saat menerima audiensi Santri Foundation di Kantor Gubernur NTB. ANTARA/Pemprov NTB.
Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal (kiri) saat menerima audiensi Santri Foundation di Kantor Gubernur NTB. ANTARA/Pemprov NTB.
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal mendukung upaya pengembangan kawasan konservasi masyarakat adat yang ada di wilayah setempat, salah satunya hutan Gunung Rinjani.
"Indonesia selama ini memiliki hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia. Untuk itu perlu diadakan pengembangan, salah satunya di kawasan hutan Gunung Rinjani," kata Gubernur Iqbal saat menerima audiensi Santri Foundation melalui keterangan tertulis di Mataram, Sabtu.
Menurutnya, pengembangan konservasi kawasan hutan Gunung Rinjani penting dilakukan agar wilayah tersebut tidak hanya dilihat sebagai tempat wisata saja, melainkan juga sebagai sumber pengetahuan dan sumber rekaman hayati.
Sementara itu Direktur Santri Fondation Tjatur Kukuh Surjanto mengatakan pihaknya telah mengumpulkan profesional dan masyarakat berbagai kalangan untuk ikut menjadi bagian dari pemajuan pembangunan di Indonesia, khususnya di NTB.
Untuk itu dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar Wise Smart Agriculture di wilayah Adat Bayan, Kabupaten Lombok Utara, yang direncanakan dihadiri oleh Gubernur NTB.
Kegiatan ini nantinya akan mengedukasi bagaimana melestarikan mata air dengan budaya, lalu dengan teknologi informasi yang kekinian.
"Jadi, kita memang mau menjadi bagian yang suplemen atau pelengkap dari pemerintah daerah untuk mendukung ide-ide gubernur," katanya.
Diketahui Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) merupakan salah satu taman nasional di Indonesia yang terletak di Pulau Lombok, NTB. Gunung Rinjani ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1990 dengan luas 40.000 hektare. Ekosistem yang ada termasuk jenis hutan hujan tropika, hutan hujan pegunungan, dan sub-alpin.
TNGR juga dijadikan sebagai tempat penelitian dan sumber pengumpulan plasma nutfah, selain sebagai tempat wisata alam dan pendidikan.