Gus Ipul ajak masyarakat berpartisipasi mutakhirkan DTSEN

Mensos Gus Ipul di kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Selasa (18/11/2025)
Mensos Gus Ipul di kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Selasa (18/11/2025)
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam memutakhirkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Sebab, data bersifat sangat dinamis karena ada yang meninggal, lahir, menikah, dan pindah tempat tiap harinya.
"Dalam rangka pemutakhiran itu, kita menghadirkan saluran-saluran yang mudah-mudahan ini bisa dipilih oleh masyarakat luas. Intinya, kita ingin pemutakhiran bisa diikuti lebih banyak pihak," kata Gus Ipul di kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Selasa (18/11/2025).
Ia menjelaskan pemutakhiran data dapat dilakukan lewat jalur formal mulai dari tingkat RT/RW, kelurahan, desa, dan seterusnya sampai dinsos dan bupati. Lalu, dari Bupati atau Wali kota akan menyampaikan data ke Kemensos. "Kami juga mengundang masyarakat luas untuk ikut memutakhirkna," katanya.
Gus Ipul menjelaskan untuk masyarakat yang ingin berpartisipasi untuk memutakhirkan data dapat menyertakan sejumlah bukti melalui beberapa saluran. Misalnya, bukti foto aset.
"Ada saluran yang dilakukan khusus melalui operator, apakah itu operator desa, operator dinsos yang mereka bisa menggunakan SIKS-NG atau Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial New Generation," katanya.
Lalu, ia menyebutkan pemutakhiran data juga dapat melalui aplikasi Cek Bansos. Aplikasi ini menyediakan fitur usul dan sanggah. Kemensos juga melakukan ground check untuk memastikan data yang dimiliki sesuai dengan kenyataan di lapangan.
"Kami melakukan uji petik ke lapangan bersama pendamping-pendamping yang kami miliki, pilar-pilar social yang kami miliki bekerja dengan desa setempat, dinsos setempat, dan bupati, wali kota," katanya.
Ia menuturkan pemutakhiran data dapat dilakukan dengan menghubungi call center Kemensos pada nomor 021-171. Lewat call center tersebut, masyarakat bisa memberikan informasi untuk ditindaklanjuti petugas yang bersangkutan.
"Lalu yang terakhir adalah WA Center. Nomornya sedang kita persiapkan, sedang dibuat sistemnya, mudah-mudahan bulan depan atau awal tahun depan, WA Center ini sudah bisa mulai beroperasi," katanya.
Ia berharap lewat banyak saluran ini, masyarakat luas dapat lebih mudah untuk berpartisipasi memutakhirkan data. Dalam pemutakhiran ini, Kemensos berpedoman pada instrument dan standarisasi yang diberikan Badan Pusat Statistik (BPS). "Ada variabel isian, misalnya ada 39 variabel atau juga 14 variabel kunci yang nanti bisa dilihat ketika membuka Cek Bansos," katanya.
Gus Ipul menambahkan data-data yang telah dilaporkan akan diuji, diverifikasi, dan divalidasi oleh petugas di lapangan. Ia mengingatkan agar saat melampirkan bukti pemutakhiran data, pelapor harus memahami bukti apa saja yang harus dilampirkan. "Itu semua berdasarkan variable yang ditentukan oleh BPS. Setelah data-data pemutakhiran dari berbagai saluran tadi masuk, oleh Kementerian Sosial akan dilanjutkan ke BPS Kembali," katanya.
Kemudian, ia mengatakan BPS akan melakukan pengukuran ulang dan menyerahkan Kembali data tersebut sebagai data balikan. Data tersebut sudah mencakup perankingan mulai dari desil 1 sampai 10. "Alhamdulillah kalau kita semua ini terus menerus bersama-sama, saling memperkuat, saling mengawasi, saling mengevaluasi, insyaallah ke depan data kita makin hari makin akurat," katanya.
Ia menuturkan DTSEN juga terhubungan dengan data PLN, Dukcapil, dan data-data dari Kementerian/Lembaga lainnya. Misalnya, BPJS Kesehatan. Ia meyakini bila semua pihak mau menjaga dan mengawasinya, maka juga akan memperkuat DTSEN ke depan. "Intinya kami terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak dan mohon kesempatan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya," katanya.
Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik, Ateng Hartono mengatakan BPS menargetkan ada pemutakhiran DTSEN tiap 3 bulan sekali. Ia memastikan BPS terus mengawal pemutakhiran dari sisi instrument.
"Kenapa instrumen penting? Agar pada saat pemutakhiran masyarakat juga mengisikan variable, ada 39 variable. Ketika sudah mengisikan variable maka selanjutnya, kami akan memeringkatkan Kembali, apakah setelah mengisi, posisinya ada pada desil 1, desil 2 ataupun desil yang lainnya," ujarnya.
Ia mengatakan lampiran bukti ke depannya juga perlu dilengkapi dengan bukti foto. Misalnya foto rumah tampak depan, dalam, hingga belakang. "Sehingga tadi data kita akan semakin bagus dengan berbasis evidence based atau kondisi yang ada di lapangan. Dan itu kami bangga karena data terus berubah dan dengan pemutakhiran kita akan bisa untuk menjaga data tersebut," katanya.
Ateng mengatakan data yang telah dimutakhirkan akan divalidasi petugas di lapangan. Setelah melalui standarisasi, data nantinya juga akan disatukan dengan Kemensos untuk melalui tahap monitoring dan evaluasi. "Tadi juga disebutkan mana saja yang sudah bergerak desilnya berubah, baik ke atas ataupun ke bawah, itu yang kami terus lakukan," katanya.
Tak hanya pemutakhiran dari masyarakat, ia menjelaskan data juga dimutakhirkan dari sumber lainnya. Misalnya, variabel data dari Kementerian Lembaga atau data administrasi. Lalu, juga data Pemerintah Daerah.
"Setelah memutakhirkan, data itu diserahkan ke tiga Kementerian Lembaga, ke Pak Menteri Sosial, kemudian Pak Menko Pemberdayaan Masyarakat (PM), kemudian juga ke Bappenas. Dan data ini memang kami ke depannya akan terus terkoneksi ya, antara Kementerian Sosial minimal dengan BPS, dua dulu itu," katanya.
Penulis: Hutomo Budi/Ter




