Kemendikdasmen jemput aspirasi DUDI untuk literasi ketahanan pangan

Kepala Badan Bahasa Kemendikdasmen Hafidz Muksin (kiri) meninjau praktik baik kolaborasi SMKN 1 Kademangan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dalam bidang ketahanan pangan di PT Jatinom Indah Agri, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur pada Sabtu (6/8/2025). ANTARA/Hana Kinarina
Kepala Badan Bahasa Kemendikdasmen Hafidz Muksin (kiri) meninjau praktik baik kolaborasi SMKN 1 Kademangan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dalam bidang ketahanan pangan di PT Jatinom Indah Agri, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur pada Sabtu (6/8/2025). ANTARA/Hana Kinarina
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikdasmen menjemput aspirasi dari pihak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) guna memperkuat literasi ketahanan pangan murid, khususnya lulusan pendidikan vokasi dan SMK sehingga lebih memiliki daya saing.
Kepala Badan Bahasa Kemendikdasmen Hafidz Muksin mengatakan literasi menjadi fondasi penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang pada gilirannya tentu mempengaruhi proses mewujudkan ketahanan pangan itu.
“Tentu ketahanan pangan itu harus didukung oleh sumber daya manusia sehingga tanpa adanya literasi untuk meningkatkan sumber daya manusia, itu ketahanan pangan tidak akan terwujud,” kata Hafidz Muksin di Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Minggu.
Ia menilai masih ada narasi keliru di masyarakat mengenai bidang pertanian dan peternakan yang justru menjadi unsur penting dalam mewujudkan ketahanan pangan. Menurutnya, masih banyak masyarakat menilai dua bidang tersebut erat berkaitan dengan bidang pekerjaan yang kotor, tidak bergengsi dan tidak menjanjikan masa depan.
“Persepsi masyarakat, bahkan orang tua, untuk memasukkan anaknya ke bidang pertanian, ini masih belum bagus ya, karena masih menganggap sektor pertanian ini bukan merupakan sektor yang menjanjikan. Anggapannya pertanian peternakan itu kotor, bau dan sebagainya,” imbuhnya.
Oleh karena itu, pihaknya tengah berupaya untuk meningkatkan literasi mengenai potensi pangan lokal, mulai dari manfaat dan keuntungan pengembangannya dengan mempromosikan hingga memproduksi sumber-sumber bacaan yang terkait.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Jatinom Indah selaku pelaku usaha Hidayatur Rahman mengatakan pihaknya kerap kali mengalami kesulitan ketika membutuhkan regenerasi sumber daya manusia yang bergerak di bidang peternakan.
Ia menyebutkan masih sedikit jumlah lulusan vokasi maupun SMK dari peminatan tersebut yang betul-betul memiliki keterampilan yang diharapkan DUDI karena beberapa faktor, mulai dari perlunya pembaharuan kurikulum hingga penanaman minat mengenai peluang dalam pengembangan bidang ketahanan pangan, termasuk peternakan.
“Kami berharap nanti akan adanya model kolaborasi, kemitraan berkelanjutan antara dunia industri dengan satuan pendidikan vokasi yang berkelanjutan, khususnya dalam bidang ketahanan pangan serta penguatan literasi mengenai hal tersebut sehingga dapat meluruskan kesalahpahaman mengenai bidang tersebut,” katanya.