Kemenkes imbau masyarakat Aceh tak abaikan keluhan kesehatan
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Puskesmas Pante Raya, Bener Meriah, Aceh, Gunawan Arianto, mengimbau masyarakat yang terdampak bencana tidak mengabaikan keluhan kesehatan sekecil apa pun.

Sejumlah tenaga kesehatan dari Puskesmas Pante Raya, Bener Meriah, Aceh memeriksa kesehatan warga terdampak banjir dan longsor. ANTARA/HO-Humas Kemenkes.
Sejumlah tenaga kesehatan dari Puskesmas Pante Raya, Bener Meriah, Aceh memeriksa kesehatan warga terdampak banjir dan longsor. ANTARA/HO-Humas Kemenkes.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Puskesmas Pante Raya, Bener Meriah, Aceh, Gunawan Arianto, mengimbau masyarakat yang terdampak bencana tidak mengabaikan keluhan kesehatan sekecil apa pun.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak mengabaikan keluhan kesehatan sekecil apa pun. Jika merasa tidak sehat, segera datang ke posko atau puskesmas agar dapat ditangani lebih awal. Kami siap memberikan pelayanan kesehatan,” kata Gunawan, dikutip di Jakarta, Sabtu.
Selain itu, ujar dia melanjutkan, masyarakat juga diimbau untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Diketahui, banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh berdampak pada kondisi lingkungan serta kesehatan warga yang sementara tinggal di posko pengungsian. Situasi pascabencana memerlukan pemantauan kesehatan berkelanjutan untuk mencegah munculnya penyakit di lingkungan pengungsian.
Kepadatan hunian, perubahan pola aktivitas, dan kondisi lingkungan yang belum pulih sepenuhnya meningkatkan risiko gangguan kesehatan. Merespons kondisi tersebut, Puskesmas Pante Raya telah memperkuat layanan kesehatan di lokasi pengungsian guna memastikan kondisi kesehatan masyarakat tetap terpantau dan tertangani.
Gunawan juga mengatakan pemantauan kesehatan dilakukan secara rutin dengan menyesuaikan jarak dan akses menuju posko.
“Posko yang lokasinya dekat kami kunjungi setiap hari, sementara untuk posko yang jauh kami kunjungi dua hari sekali,” ujar dia.
Berdasarkan pemeriksaan di tiga titik pengungsian, kata dia, tercatat sekitar 600 kasus keluhan kesehatan. Adapun keluhan terbanyak berupa infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan hipertensi.
Data tersebut menjadi dasar penguatan layanan agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran. Tenaga kesehatan pun melakukan pendampingan langsung melalui pemeriksaan kesehatan, pemberian obat-obatan, serta distribusi suplemen vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Masker juga diberikan kepada pengungsi yang mengalami batuk atau menunjukkan gejala gangguan pernapasan sebagai langkah pencegahan penularan.
Seiring berjalannya waktu, sebagian pengungsi mulai kembali beraktivitas, seperti berkebun dan membersihkan rumah pada pagi hingga siang hari. Meskipun demikian, pemantauan kesehatan tetap dilakukan, mengingat kondisi lingkungan pascabencana masih dalam tahap pemulihan.




