Kemenpar dan Pemda pantau pembangunan lift kaca di Nusa Penida

Arsip foto - Sejumlah wisatawan mancanegara tiba di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, Selasa (22/10/2024) (ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)
Arsip foto - Sejumlah wisatawan mancanegara tiba di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, Selasa (22/10/2024) (ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)
Kementerian Pariwisata bersama Pemerintah daerah setempat ikut memantau perkembangan pembangunan lift kaca di Nusa Penida, Bali, agar tetap sesuai dengan peraturan yang berlaku dan mempertahankan aspek keberlanjutan lingkungan di area sekitar.
"Kemenpar akan turut mengawal proses pembangunan lift ini bersama Dinas Provinsi Bali, Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung, dan pihak-pihak terkait untuk memastikan bahwa pelaksanaannya sesuai dengan peraturan yang berlaku dan menjaga serta memperhatikan kondisi lingkungan yang ada," kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Hariyanto menekankan bahwa pengawasan sudah dilakukan sejak tahap perencanaan pembangunan lift, yaitu pada 2023 agar pembangunan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku serta memperhatikan aspek keberlanjutan, keselamatan, kebersihan dan kondisi lingkungan di area tersebut.
Kementerian Pariwisata mencatat pandangan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung bahwa fasilitas lift dapat menjadi daya tarik baru untuk meningkatkan kunjungan dan rata-rata lama tinggal wisatawan. Meski demikian, pemerintah tetap mendorong setiap upaya pengembangan destinasi pariwisata dengan selalu memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dan keaslian daya tarik wisata demi pariwisata yang berkelanjutan.
Hal ini sejalan dengan visi Kementerian Pariwisata yang telah diatur secara formal melalui Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.
Tujuan utama dari pedoman tersebut adalah untuk memastikan bahwa pengembangan pariwisata tidak hanya meningkatkan perekonomian lokal tetapi juga melestarikan keindahan alam dan budaya serta memperhatikan faktor keselamatan dan kenyamanan wisatawan.
"Kemenpar juga mengimbau pengembang lift untuk menerapkan standar konstruksi hijau selama proses konstruksi, dan ke depannya dapat memanfaatkan teknologi yang menggunakan sumber energi terbarukan supaya bisa meminimalisir dampak akan pemanasan global," katanya.
Ia juga menekankan seluruh aspek dalam pengembangan di sektor pariwisata harus menerapkan prinsip berkelanjutan dan mengusung nilai-nilai budaya dan filosofi lokal agar dalam pengembangannya tidak mengikis identitas budaya setempat serta keaslian daya tarik wisata.
Selain itu, masyarakat lokal juga diharapkan dapat dilibatkan dalam perencanaan dan operasional sehingga manfaat ekonomi dapat dirasakan secara merata serta kearifan lokal dapat tetap terjaga.
Hariyanto juga menyampaikan bahwa sampai saat ini pembangunan tersebut belum menunjukkan dampak negatif terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa Penida. Berdasarkan informasi data kunjungan wisatawan tahun 2023 dan 2024 dari Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung, jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa Penida mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu 714.335 kunjungan wisatawan pada tahun 2023 dan meningkat menjadi 1.108.791 kunjungan wisatawan pada tahun 2024.
"Harapan ke depan, kunjungan wisatawan akan tetap ramai meskipun pembangunan lift ini terus berlanjut. Optimisme ini di antaranya didukung oleh prestasi Nusa Penida di level global sebagai Pantai terbaik di dunia, seperti dari Tripadvisor tahun 2024 dan Trip Best 2025 Global Water Fun Attraction dari Trip.com," katanya.
"Selain itu, dengan jumlah kunjungan wisatawan mencapai sekitar 3000-6000 per hari. Pemerintah Kabupaten Klungkung optimis target kunjungan wisatawan sebesar 1,5 juta dapat tercapai pada tahun 2025," tambahnya.
Sebelumnya, berita terkait pembangunan lift kaca di kawasan wisata Pantai Kelingking, Desa Bunga Mekar, Nusa Penida, Klungkung, Bali, viral di media sosial pada Selasa (28/10). Proyek setinggi 182 meter dan jembatan sepanjang 64 meter itu tampak menutupi sebagian panorama pantai, membuat warga menilai keasrian alam terganggu.
Warga Klungkung menilai keberadaan lift justru mengurangi daya tarik alami Kelingking yang selama ini digemari wisatawan karena pemandangannya yang asri dari tebing.




