Top
Begin typing your search above and press return to search.

Kemensos kembangkan Kampung Berdaya bidang Peternakan di Magelang

Kemensos kembangkan Kampung Berdaya bidang Peternakan di Magelang
X

Wamensos Agus Jabo Priyono menyerahkan 25 ekor kambing jenis saanen hasil kolaborasi Kemensos-PT Tresno Jamu Indonesia, Cilacap kepada 25 penerima manfaat, Minggu (26/10/2025).

Kementerian Sosial terus memperluas program Kampung Berdaya Kemensos sebagai upaya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat. Setelah sukses mengembangkan Kampung Berdaya bidang kerajinan anyaman di Gunungkidul, kini Kemensos memperluas ke bidang peternakan, dimulai dari Desa Kajoran, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menyerahkan 25 ekor kambing jenis saanen hasil kolaborasi antara Kemensos dan PT Tresno Jamu Indonesia Cilacap kepada 25 penerima manfaat, Minggu (26/10/2025).

Para penerima manfaat berasal dari 6 kecamatan antara lain Desa Kajoran, Desa Pucungroto, Desa Kalirejo, Desa Tanjunganom, Desa Ngadirejo, dan Desa Bigaran.

Bantuan ini menjadi langkah awal pengembangan ekonomi warga berbasis potensi lokal. Kambing Saanen dikenal sebagai jenis kambing penghasil susu dengan produktivitas tinggi. Hasil susu nantinya akan dikelola bersama PT Tresno Jamu Indonesia untuk diolah dan dipasarkan, hingga membuka peluang usaha baru bahkan hingga ekspor. “Ini awal, starting point bagi masyarakat untuk hijrah, berubah menjadi lebih berdaya,” ujar Wamensos.

Agus Jabo menambahkan, “Pak Presiden ingin masyarakat Indonesia bisa gumuyu, bahagia, sejahtera, dan terpenuhi kebutuhannya. Karena itu, Kemensos bergerak lewat pemberdayaan agar masyarakat punya penghasilan sendiri, bukan terus bergantung pada bansos.”

Turut hadir dalam penyerahan bantuan Direktur Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan Sosial I Ketut Supena, Kepala Sentra Antasena Magelang Supriyono, pimpinan PT Tresno Jamu Indonesia Arum, Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Agung Suhartoyo, Kepala Desa Kajoran Edi, Camat Kajoran Pryuda Budi, serta jajaran perangkat desa dan para penerima manfaat.

Kolaborasi ini menjadi bukti sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam membangun kemandirian desa. “Ada dua potensi besar dari sini, yaitu peternakannya dan susu yang bisa diolah menjadi produk bernilai tinggi. Kami akan upayakan agar potensi ini berkembang hingga bisa ekspor,” ujar Arum.

Sementara itu, I Ketut Supena menyampaikan bahwa Kemensos terus mencari strategi agar penerima bantuan sosial tidak selamanya bergantung pada bantuan. “Peternakan kambing ini jadi salah satu bentuk pemberdayaan agar masyarakat memiliki pendapatan tetap dan mandiri. Nanti juga akan dikembangkan untuk ibu-ibu agar bisa ikut berdaya,” ujarnya.

Wamensos juga berpesan kepada kepala desa dan tokoh masyarakat agar membangun kesadaran baru dalam membina warganya. “Mindset harus berubah. Ayo ayomi warganya supaya ikut berubah. Kita ingin masyarakat yang gemuyu, adil, dan makmur,” tegas Agus Jabo.

Kepala Desa Kajoran, Edi, menyampaikan apresiasinya kepada Kementerian Sosial atas perhatian yang diberikan. “Bantuan ini membuka harapan baru bagi masyarakat kami. Kami butuh panduan yang terintegrasi antara pertanian dan peternakan, agar bisa mengangkat potensi lokal dan meningkatkan kesejahteraan,” ujarnya.

Salah satu penerima manfaar, Haidar Imama dari Desa Ngadiharjo, juga menyampaikan rasa syukurnya. “Senang sekali saya. Terima kasih kepada Kemensos. Semoga program ini berkelanjutan dan kelompok ternak kami makin maju,” katanya.

Sebagai penutup, Agus Jabo menegaskan bahwa pengembangan Kampung Berdaya Kemensos merupakan langkah nyata menuju kemandirian masyarakat. “Bismillah, semoga kolaborasi ini menjadi titik awal Kampung Berdaya Kemensos di bidang peternakan. Ini awal, tapi kita buktikan bahwa semangat pemberdayaan itu terus berjalan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Program Kampung Berdaya Kemensos dirancang agar masyarakat miskin ekstrem, miskin, dan rentan dapat lebih produktif dan berdaya secara ekonomi sehingga tidak lagi bergantung pada bantuan sosial. Dalam Kampung Berdaya, terbentuk ekosistem ekonomi produktif yang terintegrasi mulai dari proses kreasi, produksi, distribusi, hingga konsumsi sesuai dengan potensi lokal tiap wilayah.

Konsep ini juga menekankan tanggung jawab sosial masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan, bukan sekadar penerima manfaat. Hasil akhirnya, masyarakat diharapkan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri.

Tercatat, implementasi konsep Kampung Berdaya sebelumnya telah memberi dampak signifikan. Produk anyaman dari 150 KPM Kampung Berdaya binaan Kemensos di Gunungkidul telah berhasil diekspor ke Amerika Serikat bekerjasama dengan PT Out Of Asia sebanyak empat kontainer.

Penulis: Hutomo Budi/Ter

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire