Kemhan gelar pembekalan peliputan di daerah rawan untuk media

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah membuka pembekalan kepada awak media tentang prosedur kedaruratan di daerah rawan 2025, di Menlatpur (Resimen Latihan dan Pertempuran) Kostrad Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat, Senin (15/12/2025). ANTARA/HO-Kemhan
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah membuka pembekalan kepada awak media tentang prosedur kedaruratan di daerah rawan 2025, di Menlatpur (Resimen Latihan dan Pertempuran) Kostrad Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat, Senin (15/12/2025). ANTARA/HO-Kemhan
Kementerian Pertahanan menggelar kegiatan pembekalan untuk awak media mengenai prosedur kedaruratan di daerah rawan.
"Sehubungan dengan dinamika keamanan dan kedaruratan yang semakin kompleks, maka pembekalan ini menjadi sebuah langkah strategis. Sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan keselamatan para jurnalis, pembekalan ini dirancang secara komprehensif untuk memberikan pemahaman mengenai situasi dan tantangan di daerah rawan," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah.
Hal ini dikatakannya dalam upacara pembukaan pembekalan kepada awak Media tentang prosedur kedaruratan di daerah rawan 2025, di Menlatpur (Resimen Latihan dan Pertempuran) Kostrad Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat, Senin.
Pembekalan ini penting mengingat peliputan di daerah yang rawan bukan hal yang mudah.
Ia mengatakan terdapat risiko yang dihadapi oleh awak media mulai dari potensi bencana alam, konflik sosial, hingga gangguan keamanan menuntut adanya kesiapsiagaan yang matang, baik dari sisi teknis dan mental.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, serta pemahaman prosedur kedaruratan yang memadai bagi awak media sehingga setiap peliputan di daerah rawan dapat dilakukan secara aman, profesional, cepat dan tepat dalam menghasilkan informasi yang akurat.
Kemudian juga memperkuat sinergi antara Kementerian Pertahanan, TNI, dan awak media.
"Sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan keselamatan para jurnalis, pembekalan ini dirancang secara komprehensif untuk memberikan pemahaman mengenai situasi dan tantangan di daerah rawan," kata Freddy Ardianzah.
Dalam kegiatan pembekalan, peserta akan diperkenalkan pada isu-isu pertahanan dan kebijakan nasional termasuk peran dan fungsi TNI serta pola koordinasi yang perlu dipahami oleh media saat berada di wilayah tugas aparat pertahanan.
Materi juga mencakup dasar-dasar keselamatan, karakteristik daerah rawan, antisipasi bencana serta respons awal dalam kondisi darurat sehingga jurnalis memiliki gambaran tindakan aman dan terukur di lapangan.
"Peserta akan dibekali pengetahuan praktis seperti pertolongan pertama prinsip-prinsip dasar survival, navigasi sederhana studi kasus terkait daerah konflik untuk memperkuat kesiapsiagaan dan wawasan situasional," kata Freddy Ardianzah.
Ada 42 jurnalis dari berbagai media massa di Tanah Air yang mengikuti pelatihan pembekalan tersebut. Pembekalan dilaksanakan mulai dari 14 hingga 20 Desember 2025.




