Top
Begin typing your search above and press return to search.

KKP: RI perkuat kaliasi global soal aksi iklim berbasis laut

KKP: RI perkuat kaliasi global soal aksi iklim berbasis laut
X

Dokumentasi. Terumbu karang di perairan Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (21/9/2020). Terumbu karang yang merupakan hasil transplantasi oleh nelayan Bangsring sejak tahun 2009 di kawasan konservasi seluas 15 hektar itu, saat ini sudah menjadi tempat berbagai jenis biota laut. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/pras/pri.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan komitmen Indonesia memperkuat kolaborasi global terkait aksi iklim berbasis laut melalui pengembangan pembiayaan blue carbon (karbon biru), peningkatan kapasitas, serta perluasan kemitraan strategis demi menjaga keberlanjutan ekosistem laut nasional.

"Indonesia berkomitmen dalam memperkuat solusi iklim berbasis laut melalui pengembangan pembiayaan blue carbon dan kemitraan global," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP Koswara dalam sesi 'Advancing Ocean-Based Climate Solutions Through Blue Carbon Finance and Partnerships' di OCEAN Pavilion, COP 30 Belém, Brasil, sebagaimana keterangan di Jakarta, Senin.

Dalam forum internasional tersebut, Koswara menyampaikan Indonesia hadir dengan tujuan memperkuat koalisi global untuk mendorong aksi iklim berbasis laut. Ia memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kanada, Inggris, Wetlands International, serta dukungan penuh dari Global Green Growth Institute (GGGI) atas penyelenggaraan dialog strategis tersebut.

Koswara mengingatkan m sejak COP26 di Glasgow, isu kelautan telah mendapatkan mandat untuk diperkuat melalui Ocean–Climate Change Dialogue di bawah kerangka The Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice (SBSTA).

Salah satu topik utama yang muncul dari dialog tersebut adalah nilai penting ekosistem blue carbon, mangrove dan lamun, yang terbukti menjadi penyerap dan penyimpan karbon paling efektif di dunia.

"Ekosistem tersebut tidak hanya penting bagi mitigasi perubahan iklim, tetapi juga menjadi fondasi bagi adaptasi serta sumber ekonomi jutaan masyarakat pesisir. Oleh karena itu, pengelolaannya perlu ditingkatkan melalui kebijakan yang terintegrasi dan kolaboratif," ujar Koswara.

Koswara menyampaikan Indonesia baru saja menyerahkan Second Nationally Determined Contribution (SNDC) kepada Sekretariat United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), yang untuk pertama kalinya memuat integrasi eksplisit ekosistem blue carbon dalam agenda mitigasi dan adaptasi perubahan iklim nasional.

Indonesia juga telah meluncurkan Indonesia Blue Carbon Ecosystem Roadmap and Action Guide, yang menjadi panduan strategis implementasi aksi nyata di tingkat nasional maupun daerah. Untuk mempercepat solusi iklim berbasis laut, Koswara menekankan perlunya instrumen pembiayaan inovatif seperti credit blue carbon, blue bonds, dan platform investasi berbasis ekosistem.

Namun, ia menegaskan seluruh mekanisme tersebut harus dibangun di atas transparansi, akuntabilitas, dan integritas lingkungan agar dipercaya oleh seluruh pemangku kepentingan.

Koswara mengajak pemerintah negara lain, mitra pembangunan, dan organisasi filantropi untuk menjajaki peluang kolaborasi serta mengatasi kesenjangan pembiayaan blue carbon melalui pertukaran pengalaman dan prakarsa lintas negara.

“Melalui kemitraan yang inklusif, mekanisme pembiayaan yang kredibel, dan aksi yang transformatif, dunia dapat mempercepat upaya bersama menghadapi krisis iklim,” ucap Koswara.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan pentingnya koalisi global untuk aksi iklim berbasis laut. Dari hutan dan laut Indonesia, Indonesia menawarkan solusi iklim untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Sumber : Antara

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire