Lapas Palu manfaatkan SAE pertanian untuk warga binaan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) memanfaatkan Sarana, Asimilasi dan Edukasi (SAE) di bidang pertanian dalam memberikan pembinaan kepada narapidana atau warga binaan pemasyarakatan (WBP).

Warga binaan pemasyarakatan Lapas Palu memanen sayur hasil program pembinaan di Lapas Palu. ANTARA/HO-Humas Lapas Palu.
Warga binaan pemasyarakatan Lapas Palu memanen sayur hasil program pembinaan di Lapas Palu. ANTARA/HO-Humas Lapas Palu.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) memanfaatkan Sarana, Asimilasi dan Edukasi (SAE) di bidang pertanian dalam memberikan pembinaan kepada narapidana atau warga binaan pemasyarakatan (WBP).
“Melalui program SAE, kami membekali warga binaan dengan keterampilan yang aplikatif dan produktif,” kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Palu Makmur di Palu, Minggu.
Ia mengatakan bahwa kegiatan panen rutin di SAE merupakan bukti nyata keberhasilan pembinaan kemandirian warga binaan di bidang pertanian.
Melalui kegiatan tersebut, kata dia, warga binaan tidak hanya dilatih keterampilan di bidang pertanian, tetapi juga ditanamkan nilai tanggung jawab, kerja sama, serta etos kerja produktif.
Menurut dia, hasilnya tidak hanya bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan di dalam lapas, tetapi juga menjadi bekal keterampilan bagi WBP ketika kembali ke tengah masyarakat.
Ia menjelaskan program tersebut difokuskan pada pemenuhan kebutuhan sayur mayur bagi warga binaan sekaligus mendukung kebutuhan pangan secara berkelanjutan.
Ia menambahkan, program tersebut juga memberikan dampak ekonomi bagi warga binaan. Sebagai wujud nyata pelaksanaan pembinaan kemandirian, SAE Lapas Kelas IIA Palu secara rutin melaksanakan kegiatan panen komoditas sayur mayur.
“Warga binaan memperoleh premi dari hasil kegiatan kerja, sekaligus berkontribusi dalam peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak. Ini merupakan bagian dari upaya membangun kemandirian dan tanggung jawab WBP,” tambahnya.
Makmur mengatakan kegiatan ini juga mendukung Program Asta Cita Presiden Republik Indonesia serta program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan dalam rangka penguatan ketahanan pangan nasional.
Warga binaan yang mengikuti program asimilasi di SAE Lapas Palu yang berlokasi di Desa Langaleso dapat memanen sayur hingga 30 kilogram.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulteng mengapresiasi konsistensi Lapas Kelas IIA Palu dalam menjalankan program ketahanan pangan.
“Program SAE yang dijalankan Lapas Palu selaras dengan kebijakan nasional dalam mendukung ketahanan pangan,” ujarnya.
Pihaknya mendorong agar kegiatan ini terus dikembangkan secara berkelanjutan, sehingga manfaatnya semakin luas baik bagi warga binaan maupun masyarakat.
Ia juga menegaskan pentingnya pembinaan berbasis kemandirian sebagai bagian dari proses reintegrasi sosial warga binaan.




