Top
Begin typing your search above and press return to search.

Layanan air bersih di Banda Aceh - Aceh Besar hampir 100 persen pulih

DPD Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) Aceh menyatakan layanan air bersih di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar hampir pulih 100 persen.

Layanan air bersih di Banda Aceh - Aceh Besar hampir 100 persen pulih
X

Ilustrasi - Petugas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Banda Aceh membersihkan bak penampungan air bersih yang akan disalurkan ke masyarakat di Lambaro, Aceh Besar, Aceh, Jumat (17/1/2025). ANTARA FOTO/Khalis Surry.

DPD Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) Aceh menyatakan layanan air bersih di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar hampir pulih 100 persen setelah sebelumnya terganggu pascabencana dan kurangnya pasokan listrik.

"Berkat solidaritas, layanan air bersih di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh dilaporkan telah pulih hampir 100 persen," kata Ketua DPD PERPAMSI Aceh, Sulaiman, di Banda Aceh, Sabtu.

Pernyataan itu disampaikan Sulaiman dalam laporan hasil koordinasi penanganan layanan air bersih pascabanjir pada konferensi pers di Pusat Informasi dan Media Center Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) RI, di kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh.

Sedangkan untuk beberapa kabupaten/kota lainnya yang terdampak lebih parah, tingkat pelayanannya masih bervariasi, mulai dari 25 persen, 50 persen, hingga 75 persen.

"PDAM yang telah mencapai tingkat pelayanan lebih baik terus didorong untuk membantu daerah lain yang masih mengalami keterbatasan," ujarnya.

Sulaiman menjelaskan, akibat bencana banjir dan longsor, dari total 23 PDAM yang tersebar di seluruh Aceh, 17 diantaranya dilaporkan mengalami dampak berat akibat gangguan jaringan distribusi, sumber air baku, serta pasokan listrik.

Ia menegaskan, sejak hari pertama bencana, pihaknya langsung melakukan pemetaan dampak pada seluruh PDAM di Aceh.

Kemudian, memberikan imbauan PDAM yang mengalami masalah ringan untuk membantu perusahaan air minum daerah lainnya yang terdampak berat.

"Ini merupakan bentuk solidaritas dan komitmen bersama antarPDAM,” katanya.

Dirinya mengakui, pada awal bencana, proses pendataan dan komunikasi sempat terkendala akibat putus jaringan komunikasi di sejumlah wilayah.

Menyiasati kondisi itu, PERPAMSI Aceh memanfaatkan jejaring informal melalui rekan-rekan di lapangan agar informasi tetap dapat dihimpun secara cepat dan akurat. Salah satu daerah yang merespons cepat adalah Kabupaten Pidie Jaya

"PDAM Tirta Mon Tala Pidie Jaya berhasil segera menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat terdampak pada hari kedua bencana," ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, komunikasi dengan sejumlah daerah mulai berjalan, diantaranya Aceh Tengah, Pidie Jaya, Langsa, dan Aceh Tamiang.

Dari hasil koordinasi tersebut, diketahui bahwa kebutuhan mendesak di lapangan tidak hanya air bersih, tetapi juga sarana pendukung seperti tandon atau tampungan air guna mempercepat distribusi ke lokasi pengungsian.

Sulaiman menambahkan, gangguan pasokan listrik memang menjadi kendala utama dalam pemulihan layanan air bersih.

Di mana, hampir seluruh instalasi pengolahan air PDAM bergantung pada pompa listrik. Ketika aliran listrik terhenti, maka secara otomatis operasionalnya terganggu signifikan.

“Di Aceh Besar, selama 15 hari kami harus mengoperasikan genset dengan konsumsi bahan bakar minyak mencapai 37 ton. Meski demikian, pelayanan tetap belum bisa berjalan optimal,” demikian Sulaiman.

Sumber : Antara

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire