Menhut luncurkan rencana investasi RBC tahap IV dan layanan dana masyarakat untuk lingkungan
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni, meluncurkan Rencana Investasi Result-Based Contribution (RBC) Kerja Sama Indonesia-Norwegia Tahap Keempat serta Layanan Dana Masyarakat

Sumber: Radio Elshinta/ Irza Farel
Sumber: Radio Elshinta/ Irza Farel
Elshinta.com - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni, hariini secara resmi meluncurkan Rencana Investasi Result-Based Contribution (RBC) Kerja Sama Indonesia-Norwegia Tahap Keempat serta Layanan Dana Masyarakat untuk Lingkungan (Small Grant) Periode Ketiga. Turut hadir dalam peluncuran ini, Minister Counsellor, Kristian Netland yang mewakili Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Rut Krüger Giverin.
Kemitraan strategis antara Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Kerajaan Norwegia, telah menghasilkan pendanaan RBC sebesar USD 216 juta selama periode 2023-2025. Pembayaran berbasis hasil atau disebut sebagai Result-Based Contribution tersebut dilaksanakan atas keberhasilan Indonesia menurunkan emisi sebesar 43,2 juta ton CO₂ pada periode tahun 2016 s.d. 2020.
Rencana Investasi RBC Tahap Keempat yang diluncurkan hari inibersamaLayanan Dana Masyarakat untuk Lingkungan Periode Ketiga menegaskan kembali integrasi Program Forests and Other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030ke dalam prioritas pembangunan nasional. Upaya yang dilakukan berupa pencegahan deforestasi dan degradasi hutan melalui pengelolaan hutan lestari, peningkatan rehabilitasi hutan dan lahan berbasis lanskap untuk memperkuat penyerapankarbon, peningkatan upaya konservasi keanekaragaman hayati, pemulihan ekosistem gambut melalui revegetasi dan peningkatan tata air dengan partisipasi masyarakat, serta penguatan penegakan hukum dan peningkatan kapasitas kelembagaan.
Dalam sambutannya, Menhut Raja Juli Antoni, menekankan bahwa sektorForests andOtherLandUses(FOLU)adalah sektor vital untuk memperkuat implementasi Paris Agreement dan mencapai target penurunan emisi sesuai Nationally Determined Contribution(NDC), yakni31,89%(915jutaton CO₂eq)secara mandiri, serta43,20% (1.240 juta ton CO₂eq)dengan dukungan internasional.
“Keseimbangan tiga pilar ekologi, ekonomi, dan sosial perlu menjadi perhatian kita bersama untuk masa depan. Visi Asta Cita Presiden PrabowoSubianto dan Visi Indonesia Emas 2045, sebagaimana tertuang dalam RPJP Nasional maupun RPJMN, telah meletakkan pondasi untuk menurunkan intensitas emisi menuju Indonesia Net Zero Emission 2060,”ujar Menteri Kehutanan, RajaJuli Antoni.
Peluncuran RBC Tahap Keempat ini bertujuan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berpartisipasi aktif mendukung pencapaian Indonesia’s FOLU Net Sink 2030dan komitmen internasional dalam kerangkaParis Agreement. Guna mendukung pelaksanaan good forest governance tersebut, diperlukan inovasi dan kolaborasi multi-pihak, tidak hanya pemerintah pusat dan daerah, tetapi juga swasta, kalangan akademisi, CSO, dan juga masyarakat.
Pada kesempatan ini juga,Kementerian Kehutanan bersama Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) meluncurkan Layanan Dana Masyarakat untuk Lingkungan Periode Ketiga. Layanan ini merupakan hibah kecil (small grant) yang diberikan kepada masyarakat, kelompok, atau organisasi penggerak lingkungan melalui penyelenggaraan kegiatan inklusif berbasis pelestarian lingkungan. Kementerian Kehutanan melalui BPDLH akan kembali menyalurkan pendanaan senilai 5-6 milyar untuk para pegiat lingkungan. Pengusulan kegiatan Layanan Dana Masyarakat untuk Lingkungan Periode Ketiga dibuka mulai 28 Agustus hingga 1 September 2025. (Irza Farel)