Menkraf sebut pertumbuhan investasi sektor ekraf capai Rp90,1 triliun

Kementerian Ekonomi Kreatif dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Kamis (04/09/2025). (ANTARA/HO-Kementerian Ekonomi Kreatif)
Kementerian Ekonomi Kreatif dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Kamis (04/09/2025). (ANTARA/HO-Kementerian Ekonomi Kreatif)
Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya menyebut pertumbuhan investasi ekonomi kreatif di Indonesia pada semester I 2025 mencapai Rp90,1 triliun.
“Total investasi hingga semester I 2025 sudah menyentuh Rp 90,12 triliun, melampaui capaian tahun sebelumnya sebesar Rp64,22 miliar. Target jangka menengah diproyeksikan mencapai Rp 152,3 - Rp 183,7 triliun pada 2029. Peningkatan investasi ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap ekosistem ekraf Indonesia yang semakin kompetitif,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang diolah Kementerian Ekraf, investasi asing terbesar pada semester I 2025 berasal dari Singapura dengan Rp 18,65 triliun. Dari sisi domestik, DKI Jakarta masih menjadi tujuan utama dengan lonjakan investasi dari Rp 18,14 triliun pada 2024 menjadi Rp 25,97 triliun pada 2025.
Hal ini juga disampaikan Menekraf dalam rapat kerja (raker) Komisi VII DPR membahas rencana kerja dan anggaran Kementerian/Lembaga tahun anggaran 2026 pada Kamis (4/9).
Raker tersebut menjadi momentum refleksi "Setahun Bekerja, Bergerak Berdampak" bagi Kementerian Ekraf dalam memperkuat kontribusi ekonomi kreatif sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah.
Dalam paparan Indikator Kinerja Utama (IKU) 2025–2029 berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Kementerian Ekraf menargetkan empat capaian utama: pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB,) nilai ekspor, serapan tenaga kerja, dan peningkatan investasi.
Pada 2024, PDB ekraf sudah tumbuh 5,69 persen dan ditargetkan mencapai 6,12 persen pada 2029.
Optimisme serupa juga terlihat pada ekspor yang tahun lalu, berdasarkan data Bea Cukai yang diolah kembali oleh Kementerian Ekraf, tercatat USD 25,1 miliar di tahun 2024 di semester I 2025 telah mencapai 13 miliar dolar AS dan diproyeksikan konsisten naik hingga 33 miliar dolar AS pada 2029.
Dari sisi tenaga kerja, sektor ekraf telah menyerap 26,5 juta tenaga kerja pada 2024. Angka ini diproyeksikan meningkat stabil hingga 27,7 juta tenaga kerja pada 2029.
Ekspor subsektor ekraf pada Semester I 2025 didominasi fesyen dengan 7,09 miliar dolar AS, kriya sebesar 5,01 miliar dolar AS, dan kuliner mencapai 767 juta dolar AS.
Diversifikasi pasar juga mulai menguat dengan pengiriman ke Swiss, Jepang, dan Uni Emirat Arab meningkat mulai dari 5,7 persen hingga 19,14 persen. Tren ini menegaskan daya saing produk kreatif Indonesia yang semakin diterima di berbagai belahan dunia.
Dengan usulan program baru seperti Pemberdayaan Desa Kreatif, Industri Kriya & Kuliner untuk UMKM, Event & Festival Lokal, Program Inklusif & Sosial serta melihat dampak positif di tengah tantangan saat ini, untuk itu Kementerian Ekraf mengusulkan inisiatif anggaran baru sebesar Rp 2,24 triliun.
Menteri Ekraf Teuku Riefky menegaskan pentingnya dukungan anggaran yang proporsional untuk memastikan keberlanjutan program prioritas.
“Kami mengharapkan program kegiatan yang diusulkan memperoleh pertimbangan teknis dan fiskal yang sepadan, untuk memastikan kesinambungan pelaksanaan program prioritas sektor ekonomi kreatif. Pelayanan publik dan program ekraf harus berjalan optimal agar sektor ini benar-benar menjadi mesin baru pertumbuhan nasional yang dimulai dari daerah,” tegasnya.
Pimpinan rapat Komisi VII DPR, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, dalam kesimpulannya menyetujui penambahan anggaran tersebut.
Dia mendesak merelokasikan anggaran tersebut ke dalam program-program substantif yang berdampak pada kesejahteraan rakyat.
Rahayu Saraswati menambahkan bahwa pembahasan anggaran bukan sekadar angka, melainkan memastikan manfaat langsung bagi masyarakat.
“Kami ingin agar alokasi anggaran benar-benar memperkuat ekraf, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat,” kata Rahayu Saraswati.