Papan interaktif pintar jadi daya tarik baru bagi siswa dalam belajar

Target penyediaan layar digital pintar untuk sekolah. papan interaktif atau layar digital pintar (interactive flat panel) di SDN Cimahi Mandiri 1, Kota Cimahi, Jawa Barat, Senin (22/9/2025). Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menargetkan menyediakan layar digital pintar untuk 330 ribu sekolah pada tahun ini sebagai upaya mengatasi kesenjangan dalam penyelenggaraan pembelajaran serta mendukung penerapan pembelajaran mendalam (deep learning) dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. ANTARA FOTO/Abdan Syakura/tom.
Target penyediaan layar digital pintar untuk sekolah. papan interaktif atau layar digital pintar (interactive flat panel) di SDN Cimahi Mandiri 1, Kota Cimahi, Jawa Barat, Senin (22/9/2025). Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menargetkan menyediakan layar digital pintar untuk 330 ribu sekolah pada tahun ini sebagai upaya mengatasi kesenjangan dalam penyelenggaraan pembelajaran serta mendukung penerapan pembelajaran mendalam (deep learning) dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. ANTARA FOTO/Abdan Syakura/tom.
Penggunaan teknologi "Interactive Flat Panel" (IFP) atau papan interaktif pintar di sekolah-sekolah dilaporkan telah menjadi daya tarik baru bagi para siswa dalam belajar.
Hal itu terungkap dari laporan langsung siswa-siswi SMP di Jakarta yang merasakan manfaat langsung dari penggunaan teknologi tersebut baru-baru ini, dikutip dari akun Instagram Direktorat SMP Kementerian Pendidikan Dasar, dan Menengah, Senin.
Muhammad Riziqiullah Azka dari SMP 19 Jakarta menyampaikan bahwa IFP membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif, praktis, dan efektif.
"Kita bisa belajar dengan lebih senang dan banyak interaksi lagi yang lebih kreatif dan lebih luas," ujarnya.
Azka juga menceritakan pengalamannya belajar tentang materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan bahasa Inggris menggunakan IFP. Alia Ayu Lavani dari SMP Labschool Jakarta menambahkan bahwa IFP membuat siswa lebih tertarik dan mengurangi rasa bosan.
"Fitur-fiturnya sangat eye-catching dan menarik untuk digunakan," kata Alia.
Senada dengan Alia, Marcela Aisyah Salsabila dari SMP 19 Jakarta menjelaskan bahwa IFP memotivasi siswa untuk belajar karena fitur-fiturnya yang seru dan membuat pelajaran lebih menyenangkan. Zaki Attharaya dari SMP Labschool Jakarta juga menilai IFP memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dibandingkan dengan penggunaan papan tulis biasa.
Tidak seperti televisi pintar (smart TV) yang hanya menampilkan gambar, papan interaktif pintar (IFP) juga memungkinkan guru dan murid untuk langsung menulis, menggambar, hingga berinteraksi di layar.
Penggunaan IFP memungkinkan guru untuk menyajikan materi pelajaran dengan cara yang lebih menarik dan interaktif, ditambah dukungan layanan aplikasi "Rumah Pendidikan", sehingga siswa lebih mudah memahami dan terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.
Inisiatif penggunaan teknologi ini diharapkan dapat terus dikembangkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih modern dan efektif.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat menyebutkan progres atau kemajuan pengiriman papan interaktif pintar atau IFP telah mencapai sekitar 10 persen dari target 330 ribu sekolah yang diharapkan presiden untuk mendapatkannya pada 2025.
Tahap pertama mulai didistribusikan ke sekolah-sekolah di wilayah Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Adapun untuk wilayah lainnya, proses distribusi akan dilakukan pada tahap berikutnya.
Selain itu dalam siaran pers Kemendikdasmen, Jumat (19/9), Wamendikdasmen telah memantau pendistribusian IFP ke sekolah-sekolah di Bandung, serta meninjau pabrik perakitannya di Purwakarta serta pabrik distribusinya di Karawang.