Pemkab Lebak optimalkan inseminasi buatan tingkatkan populasi kerbau
Pemkab Lebak, Banten, optimalkan penerapan rekayasa teknologi penyuntikan reproduksi berupa inseminasi buatan (IB) untuk meningkatkan populasi ternak kerbau.

Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, mengoptimalkan penerapan rekayasa teknologi inseminasi buatan (IB) untuk meningkatkan populasi ternak kerbau milik masyarakat. ANTARA/Mansyur.
Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, mengoptimalkan penerapan rekayasa teknologi inseminasi buatan (IB) untuk meningkatkan populasi ternak kerbau milik masyarakat. ANTARA/Mansyur.
Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, mengoptimalkan penerapan rekayasa teknologi penyuntikan reproduksi berupa inseminasi buatan (IB) untuk meningkatkan populasi ternak kerbau di daerah itu.
Kepala Bidang Produksi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Lebak Irvan Pramerta di Lebak, Minggu, mengatakan peningkatan populasi ternak kerbau itu melalui rekayasa pelayanan teknologi IB agar populasi produksi ternak kerbau terus bertambah.
Saat ini, populasi ternak kerbau milik masyarakat di Kabupaten Lebak tercatat sebanyak 5.700 ekor.
Pemerintah daerah mengoptimalkan pelayanan teknologi IB agar dapat mewujudkan program swasembada daging kerbau dan peningkatan ekonomi masyarakat.
Permintaan ternak kerbau di Kabupaten Lebak cukup tinggi, terutama untuk memenuhi kebutuhan konsumsi saat perayaan Idul Fitri dan Idul Adha.
"Kami berharap melalui teknologi IB itu dapat meningkatkan produksi populasi kerbau, sehingga memenuhi permintaan pasar," katanya.
Menurut dia, selama dua puluh tahun terakhir populasi kerbau di Kabupaten Lebak mengalami penurunan, karena berbagai faktor di antaranya pemotongan hewan, penjualan hingga kasus pencurian.
Padahal, populasi kerbau tahun 2005, Lebak sebagai sentra produksi terbesar dan masuk lima besar tingkat nasional dengan jumlah 35 ribu ekor.
Dengan demikian, pihaknya kini meningkatkan populasi peternakan kerbau tersebut maka dimaksimalkan pelayanan teknologi reproduksi IB dengan menerjunkan beberapa petugas ke sejumlah kecamatan.
Masyarakat yang memiliki ternak kerbau jika kerbau dewasa mengalami birahi agar cepat bunting maka bisa dilakukan rekayasa teknologi reproduksi IB secara gratis.
"Kami siap melakukan rekayasa IB hingga ke lokasi ternak milik masyarakat agar berkembang biak dari keturunan anak," kata Irvan.
Sukardi (55), peternak kerbau warga Desa Sindang Mulya Kecamatan Maja Kabupaten Lebak, mengatakan terbantu dengan adanya pelayanan penyuntikan IB untuk meningkatkan populasi ternak kerbau.
Saat ini, dirinya setiap hari melepas kerbau di perkebunan kelapa sawit PTPN VIII Cisalak, karena persediaan pakan rerumputan hijau yang melimpah.
Kerbau bisa dijual hingga empat ekor per tahun dengan harga pasaran rata-rata Rp25 juta per ekor.
"Kami bisa menghasilkan pendapatan Rp100 juta/tahun dengan menjual empat ekor dan harga Rp25 juta per ekor," kata Sukardi yang mengaku memiliki 25 ekor kerbau.
Sementara itu, Katma (60) peternak kerbau warga Leuwidamar Kabupaten Lebak, mengaku memiliki 30 ekor kerbau dan setiap hari dilepas di lahan perkebunan kelapa sawit.
Dari 30 ekor, bisa terjual sedikitnya 4 ekor dengan pendapatan mencapai Rp100 juta/tahun.
"Kami mengembangkan usaha ternak kerbau ini dari orang tua dan bisa menyejahterakan keluarga juga membangun rumah serta dua anak semua kuliah dan kini menjadi guru pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN)," katanya.




