Pemkot Semarang tiadakan pesta kembang api saat malam tahun baru

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti. ANTARA/Zuhdiar Laeis
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti. ANTARA/Zuhdiar Laeis
Pemerintah Kota Semarang memutuskan untuk tidak menyelenggarakan pesta kembang api pada perayaan malam Tahun Baru 2026, sebagaimana biasa digelar pada malam pergantian tahun.
Sebagai gantinya, Pemkot Semarang mengarahkan perayaan akhir tahun dengan kegiatan doa lintas agama serta penggalangan donasi untuk korban bencana banjir di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti, di Semarang, Rabu (24/12), menyampaikan bahwa kebijakan tersebut diambil sebagai bentuk empati dan solidaritas kemanusiaan terhadap masyarakat yang terdampak bencana alam.
"Untuk kembang api dari pemerintah kota, saya kira tidak. Biasanya memang ada di Simpang Lima, tetapi kemarin saya menyarankan kepada panitia agar tidak perlu kembang api," katanya.
Menurut dia, perayaan tahun baru tetap akan digelar, namun dengan konsep yang lebih bermakna, yakni mengajak masyarakat yang berkumpul untuk bersama-sama berdoa demi keselamatan dan kebaikan pada tahun mendatang.
"Doa itu penting sekali. Kita bersyukur atas perjalanan satu tahun dan berharap tahun 2026 semuanya menjadi lebih baik. Doanya lintas agama, melibatkan Islam, Kristen, dan agama-agama lainnya," kata dia.
Ia menegaskan bahwa kebijakan tersebut tidak kemudian melarang pihak swasta untuk merayakan tahun baru sesuai ketentuan yang berlaku, namun diharapkan semangat kepedulian sosial tetap menjadi perhatian bersama.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Indriyasari menjelaskan bahwa pemerintah kota tidak mengadakan perayaan tahun baru berskala besar seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Menjelang pergantian tahun 2026, dari Pemerintah Kota Semarang tidak mengadakan pesta tahun baru. Di Simpang Lima akan ada pentas bersama dengan konsep doa lintas agama dan penggalangan donasi," kata Iin, sapaan akrabnya.
Ia menegaskan tidak akan ada pesta kembang api yang diselenggarakan oleh pemerintah kota, namun hiburan tetap disiapkan untuk menarik minat masyarakat hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial tersebut.
"Hiburan tetap ada, tetapi konsepnya untuk mengajak masyarakat datang, berdoa bersama, dan berdonasi. Berapa pun nilainya tidak kami lihat jumlahnya, yang terpenting adalah partisipasi dan kepedulian," katanya.
Disbudpar juga mengimbau seluruh penyelenggara acara yang mengajukan izin keramaian agar menyertakan sesi doa bersama dan membuka donasi kemanusiaan dalam rangkaian kegiatannya.
Hingga saat ini, kata dia, pemerintah kota juga belum mengeluarkan tindakan khusus terhadap pihak swasta yang mengajukan izin perayaan malam tahun baru.




