Perpusnas repatriasi 42 naskah kuno milik filolog dari Auckland

Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz (dua dari kanan) menerima naskah kuno dari istri mendiang Timothy Behrend, Maren Behrend (tiga dari kanan) pada Senin (24/11/2025). ANTARA/HO-Perpusnas.
Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz (dua dari kanan) menerima naskah kuno dari istri mendiang Timothy Behrend, Maren Behrend (tiga dari kanan) pada Senin (24/11/2025). ANTARA/HO-Perpusnas.
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) berhasil merepatriasi 42 naskah kuno Nusantara milik almarhum filolog dan pakar studi Jawa Dr Timothy Behrend dari Auckland, Selandia Baru.
Koleksi yang dipulangkan terdiri dari naskah Jawa, Bali, dan Sasak yang ditulis di atas kertas Eropa, daluang (kertas), dan lontar. Di antara naskah tersebut terdapat karya penting tradisi pernaskahan Nusantara seperti Serat Yusup (1814), Serat Ambiya, Serat Rama, Serat Cabolek (1947), Babad Mataram, dan Menak Yasadipura, yang menunjukkan luasnya minat ilmiah Behrend terhadap teks-teks Nusantara.
"Kami berterima kasih kepada keluarga Pak Tim yang telah menyerahkan naskah dan koleksi langkanya ke Perpusnas. Semoga di rumah barunya di Indonesia, koleksi ini dapat dimanfaatkan masyarakat luas," kata Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.
Aminudin berharap proses ini dapat membuka peluang repatriasi berikutnya agar pemulangan naskah dari luar negeri dapat terus dioptimalkan, baik dalam bentuk fisik maupun digital, sehingga dapat diakses masyarakat.
Koleksi diserahkan langsung oleh istri mendiang, Maren Behrend, kepada Kepala Perpusnas pada Senin (24/11) di kediaman keluarga. Repatriasi tersebut merupakan hasil komunikasi intensif antara keluarga Behrend, Perpusnas, serta dukungan Direktorat Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri dan KBRI Wellington.
Perpusnas memiliki hubungan panjang dengan almarhum. Pada 1990-1993, Behrend memimpin proyek pemikrofilman naskah Nusantara mencakup koleksi Perpusnas, Universitas Indonesia, dan Museum Sonobudoyo. Ia juga memimpin proyek katalogisasi di Yogyakarta dan Jakarta, serta menyusun basis data Data Naskah Nusantara yang hingga kini menjadi rujukan penting penelitian naskah.
Berdasarkan catatan keluarga, Timothy Earl Behrend lahir di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat, pada 17 Maret 1954. Ketertarikannya pada tradisi Jawa berkembang sepanjang perjalanan akademiknya, termasuk masa penelitian panjang di Solo, Leiden, dan Amsterdam. Disertasi doktoralnya di Australian National University, The Serat Jatiswara, menjadi salah satu kontribusi pentingnya bagi kajian filologi Jawa.
Pada September 2024, Behrend menyampaikan niat menghibahkan beberapa naskah kepada Perpusnas, namun ia masih ingin mendeskripsikan seluruh koleksinya. Saat terdiagnosis kanker stadium akhir, ia tetap berusaha menyelesaikan deskripsi tersebut hingga wafat pada 13 Agustus 2025.
Setelah kepergiannya, jumlah naskah yang dipastikan untuk repatriasi mencapai 42 eksemplar. Pada 28 Agustus 2025, keluarga Behrend menghubungi Perpusnas untuk meneruskan amanat tersebut. Maren Behrend menjelaskan bahwa langkah ini adalah amanat almarhum. Timothy Behrend tercatat memiliki 4.000 item koleksi.
"Tim berharap naskah dan koleksi lainnya dapat diserahkan ke Indonesia. Koleksinya sekitar 4.000 item, dan selain Tim, tidak ada yang bisa merawatnya," ujar dia.
Selain naskah kuno, Perpusnas juga menerima sejumlah buku langka dan majalah lama, termasuk Majalah Djawa edisi awal (1921) dan jurnal Review of Indonesian and Malaysian Affairs (RIMA).
Seluruh koleksi akan didaftarkan, dikonservasi, dan didigitalisasi sebelum dimasukkan ke platform digital Naskah Nusantara (Khastara). Perpusnas juga berencana menggelar pameran khusus untuk memperkenalkan koleksi Tim Behrend kepada masyarakat.




