Rumah Bakau-komunitas grebek sampah di Taman Wisata Alam Teluk Yotefa
Rumah Bakau Jayapura bersama sejumlah komunitas dan mahasiswa setempat melakukan aksi "grebek sampah" pada kawasan hutan bakau di Taman Wisata Alam (TWA) Teluk Yotefa,Kota Jayapura, Papua.

Suasana Rumah Bakau Jayapura bersama komunitas setempat saat melakukan aksi grebek sampah pada kawasan hutan bakau di Taman Wisata Alam (TWA) Teluk Yotefa,Kota Jayapura, Papua, Sabtu (20/9). ANTARA/HO-Rumah Bakau Jayapura
Suasana Rumah Bakau Jayapura bersama komunitas setempat saat melakukan aksi grebek sampah pada kawasan hutan bakau di Taman Wisata Alam (TWA) Teluk Yotefa,Kota Jayapura, Papua, Sabtu (20/9). ANTARA/HO-Rumah Bakau Jayapura
Rumah Bakau Jayapura bersama sejumlah komunitas dan mahasiswa setempat melakukan aksi "grebek sampah" pada kawasan hutan bakau di Taman Wisata Alam (TWA) Teluk Yotefa,Kota Jayapura, Papua.
Ketua Rumah Bakau Jayapura, Rahmatullah di Jayapura, Minggu, mengatakan dari kegiatan tersebut pihaknya berhasil mengumpulkan 12 karung sampah dalam waktu dua jam.
"Pada Sabtu (20/9) kami bersama Universitas Muhammadiyah Papua, mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen), siswa on the job training United Tractors Jayapura, serta pengiat lingkungan dan komunitas motor di Kota Jayapura mengelar aksi grebek sampah di mana ini merupakan agenda rutin setiap bulan," katanya.
Menurut Rahmatullah, sebelumnya aksi grebek sampah ini sempat terhenti dikarenakan pihaknya ingin melihat apakah ada dampak dari kegiatan bulanan tersebut.
"Dan ketika kemarin melakukan aksi kembali kami melihat ada proses pertumbuhan yang baik seperti akar mulai kokoh dan daun mulai lebat hanya saja sampah tetap mendominasi dan itu sangat memprihatinkan," ujarnya.
Dia menambahkan apalagi TWA Teluk Yotefa merupakan kawasan konservasi yang didominasi hutan mangrove dan menjadi habitat penting berbagai biota laut sekaligus benteng alami bagi pesisir Kota Jayapura.
"Oleh sebab itu wajib dijaga kelestariannya dan kami berharap masyarakat Kota Jayapura dapat belajar dari kerusakan lingkungan yang terjadi sebelumnya karena itu cara alam menegur,” ujarnya.
Sementara itu, Mahasiswa Fisip Uncen, Fedel Itaar mengatakan pihaknya merasa kaget dengan melihat kondisi hutan yang dipenuhi botol meski dari luar terlihat hijau dan sejuk.
"Setelah kami masuk ternyata banyak sekali sampah dan merasa prihatin atas kondisi alam seperti ini. Kami tidak mungkin secara terus menerus melakukan aksi tersebut namun harus ada juga kesadaran dari masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya, " katanya.