Soal fenomena menabrakkan diri di jalan, begini kata psikolog M.Iqbal

Psikolog dan CEO Rumah Konseling, M. Iqbal, Ph.D
Psikolog dan CEO Rumah Konseling, M. Iqbal, Ph.D
Psikolog sekaligus CEO Rumah Konseling, Muhammad Iqbal, Ph.D, menilai fenomena seseorang yang sengaja menabrakkan diri, seperti yang terjadi di Tanah Abang, Jakarta Pusat dan Blitar, Jawa Timur, beberapa waktu lalu menunjukkan adanya gangguan emosional dan tekanan sosial yang kompleks.
Ia menegaskan, negara perlu hadir memastikan rasa aman masyarakat agar situasi seperti ini tidak menimbulkan kepanikan sosial.
Dalam wawancara bersama News Anchor Radio Elshinta, Telni Rusmitantri, Iqbal menjelaskan bahwa individu yang mengalami depresi biasanya menunjukkan emosi tidak stabil, gangguan tidur, menarik diri dari lingkungan, serta menghindari masalah.
Namun, ia menekankan bahwa perlu ditelusuri lebih jauh kemungkinan keterlibatan faktor eksternal seperti judi online (judol), pinjaman online (pinjol), narkoba, atau minuman keras yang bisa memperburuk kondisi mental seseorang.
“Orang-orang ini tidak wajar. Di saat orang lain berjalan dengan baik, dia justru menabrakkan dirinya,” ujar Iqbal dalam program Elshinta News and Talk edisi siang, Kamis (6/11/2025).
Lebih lanjut, Iqbal menilai fenomena tersebut juga menimbulkan efek ketidaknyamanan publik, terutama di kawasan padat aktivitas seperti Tanah Abang. Ia mendorong Polsek Tanah Abang dan aparat keamanan lain melakukan razia rutin serta memperkuat kehadiran di lokasi-lokasi krusial seperti pasar dan terminal.
“Negara harus hadir, menempatkan penegak hukum di kawasan yang krusial. Ini ancaman yang membuat masyarakat tidak nyaman,” tegasnya.
Menurut Iqbal, langkah pengamanan juga harus disertai penerapan teknologi pengawasan. Ia menilai pemasangan kamera di kendaraan dan CCTV di ruang publik menjadi kebutuhan utama untuk mengantisipasi berbagai modus kejahatan seperti pungli, pembegalan, hingga penipuan di jalan.
“Smart city itu harus benar-benar diwujudkan di Jakarta. Kalau CCTV sudah di mana-mana, orang akan berpikir dua kali untuk melakukan kejahatan,” katanya.
Iqbal juga menyoroti kaitan erat antara kriminalitas dan kemiskinan, yang menjadi tantangan klasik di kota besar. Pemerintah, lanjutnya, perlu memperluas lapangan kerja dan akses ekonomi masyarakat sebagai langkah jangka panjang dalam menekan potensi kejahatan dan perilaku ekstrem.
Penulis: Dedy Ramadhany/Ter




