Speling, ikhtiar Pemprov Jateng atasi TB hingga stunting

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, mendampingi Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus Octavianus saat meninjau pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis di Kota Salatiga. ANTARA/HO-Pemprov Jateng
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, mendampingi Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus Octavianus saat meninjau pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis di Kota Salatiga. ANTARA/HO-Pemprov Jateng
Kesehatan merupakan kebutuhan penting yang harus dijamin oleh negara sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakatnya, sehingga pemerintah menelurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG), sebagai salah satu upaya konkret.
Program CKG yang diinisiasi Presiden RI Prabowo Subianto ternyata disambut baik oleh masyarakat, terbukti dari antusiasme mengikuti pemeriksaan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Termasuk di Jawa Tengah, program CKG sudah berjalan dengan baik, dan dilengkapi pula dengan program Dokter Spesialis Keliling (Speling) yang diinisiasi Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen.
Dalam implementasi di lapangan, kedua program, yakni CKG dan Speling, berjalan secara beriringan menyasar berbagai lapisan masyarakat di 35 kabupaten/kota di Jateng.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jateng, capaian CKG di wilayah tersebut telah menyasar sebanyak 10.878.489 jiwa, sedangkan program Speling hingga 5 November lalu sudah menjangkau 722 desa dengan total sasaran 73.813 jiwa.
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengungkapkan bahwa sejauh ini program Speling sudah dilakukan di sejumlah daerah, mulai di balai desa hingga di sekolah-sekolah.
"Speling dan CKG di Jawa Tengah sudah 10 juta lebih masyarakat terlayani. Ini bentuk kehadiran negara untuk memberikan pelayanan kesehatan paripurna sampai tingkat desa," ujarnya.
Tak main-main, Pemprov Jateng menggandeng sejumlah rumah sakit (RS) untuk menerjunkan dokter spesialis dari berbagai keilmuan, mulai spesialis penyakit dalam, obsgin, paru, hingga spesialis kejiwaan.
Sebagai contoh RSUD Dr. Moewardi Solo yang mengirim tim berjumlah 13 orang, terdiri atas dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis obsgin, dokter spesialis laru, dokter residen, radiografer, petugas farmasi, hingga bidan.
Bahkan, peralatan canggih pun dikerahkan untuk menunjang pemeriksaan, seperti alat portable x-ray, yakni alat rontgen yang bisa dipindah-pindah untuk memudahkan pelayanan.
Temuan kasus penyakit
Hasilnya, tim dokter yang melakukan CKG maupun Speling menemukan sejumlah kasus penyakit yang diderita masyarakat, seperti tuberkulosis (TB), kekurangan gizi atau stunting, hingga depresi. Untuk kasus TB, Pemprov Jateng juga mengintegrasikan Speling dengan program TB Express untuk skrining (pelacakan) penyakit tuberkulosis yang menjadi prioritas nasional.
Berdasarkan data Dinkes Jateng, estimasi kasus TB di Jateng tahun 2025 adalah 107.488 kasus, dan per 4 November 2025 sudah ditemukan 73.028 kasus atau 68 persen dari estimasi. Dari total 10.864.676 orang di Jateng yang menjalani pemeriksaan CKG dan Speling, terdapat 5.503.929 orang di antaranya yang menjalani pemeriksaan TB.
Perinciannya, meliputi pemeriksaan dahak menggunakan Tes Cepat Molekuler (sputum TCM) sebanyak 94.499 orang, dengan rincian hasil pemeriksaan negatif 86.573 orang, pemeriksaan gagal 5.051 orang, TB sensitive obat (SO) 2.605 orang, dan TB resisten obat (RO) 260 orang.
Untuk stunting, prevalensi stunting di Jateng pada 2024 berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia berada di angka 17,1 persen, atau di bawah angka nasional yang sebesar 19,8 persen. Dari prevalensi stunting nasional di angka 19,8 persen di tahun 2024, pemerintah berkomitmen menurunkan prevalensi stunting menjadi 14,2 persen pada tahun 2029 dan mencapai 5 persen pada tahun 2045.
Tentu, Pemprov Jateng memberikan dukungan penuh terhadap upaya penurunan stunting, meliputi skrining anemia pada remaja putri, konsumsi tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri dan ibu hamil, pemeriksaan kehamilan (ANC), hingga pemberian tambahan makanan untuk ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Temuan cukup mengejutkan, masyarakat Jateng juga terdeteksi mengalami gangguan kesehatan jiwa dari hasil CKG dan Speling, yang berdasarkan data per 10 Oktober 2025 telah dilakukan skrining kejiwaan terhadap 5.918.363 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 32.735 orang atau 0,55 persen menunjukkan indikasi gejala depresi, kemudian 28.846 orang atau 0,49 persen menunjukkan indikasi gejala kecemasan.
Penghargaan dan apresiasi
Langkah nyata Pemprov Jateng untuk memberikan jaminan layanan kesehatan kepada warganya lewat Speling ternyata berbuah manis, dengan adanya apresiasi dari sejumlah kalangan. Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus Octavianus mengapresiasi program Speling yang diinisiasi Pemprov Jateng untuk melengkapi CKG yang mampu mendeteksi berbagai penyakit dan diobati secara dini.
Program Speling dan CKG, dijelaskannya, mampu mendeteksi berbagai penyakit yang diderita oleh warga, mulai dari kecing manis hingga darah tinggi. Bahkan, melalui foto rontgen dari alat portable x-ray, dokter spesialis mampu mendeteksi penyakit infeksi, tumor, paru-paru, atau penyakit lainnya.
"Kalau program ini bisa dilakukan di seluruh Indonesia, maka masyarakat Indonesia jauh lebih baik dari hari ini," ungkapnya, di sela meninjau CKG dan Speling di Desa Seboto, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, dan Kelurahan Blotongan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga menyampaikan apresiasinya atas program Speling dalam kunjungannya di wilayah Jateng. Tak cukup itu, Pemprov Jateng turut mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kesehatan atas prestasinya sebagai provinsi dengan capaian intervensi spesifik stunting terbaik kategori regional I.
Penghargaan itu diserahkan Menkes Budi Guna Sadikin saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025 di Auditorium Kementerian Kesehatan, Jakarta. Sekretaris Daerah Jateng Sumarno menilai prestasi yang diraih itu tidak lepas dari kolaborasi semua pihak dalam upaya percepatan penurunan stunting, salah satunya lewat Speling.
"Terima kasih kami ucapkan kepada semua stakeholder. Kepada bupati, walikota, camat, lurah dan yang terutama kader posyandu, yang menjadi ujung tombak suksesnya pencapaian penurunan stunting di Jateng," katanya.




