SPPG Sukamantri jadi model nasional Zero Waste BGN
BGN dorong SPPG Sukamantri menjadi percontohan nasional melalui inovasi maggot, ekonomi sirkular, dan standar higienitas tinggi.

Elshinta/ Suwiryo
Elshinta/ Suwiryo
Bogor — Badan Gizi Nasional (BGN) mendorong percepatan transformasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menuju sistem produksi ramah lingkungan. Salah satu unit yang dinilai siap menjadi percontohan nasional adalah SPPG Bogor Tamansari Sukamantri, yang telah menerapkan inovasi zero waste melalui pemanfaatan maggot, ekonomi sirkular, serta standar higienitas dapur yang konsisten terjaga.
Konsep zero waste yang diterapkan tidak hanya menekan limbah makanan hingga hampir nol, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi masyarakat. Sisa makanan diolah menjadi pakan maggot, kemudian maggot digunakan sebagai pakan ternak dan menghasilkan pupuk organik. Model ekonomi sirkular ini sejalan dengan visi BGN untuk menghadirkan SPPG yang lebih efisien, mandiri, dan berkelanjutan.
Pemilik Yayasan Mutiara Keraton Solo, Sujimin (Jimmy Hantu), yang turut mendampingi pengembangan SPPG Sukamantri, menyebut bahwa inovasi ini memberikan dampak nyata.
“Sejak awal kami ingin membangun SPPG yang bukan hanya memproduksi makanan bergizi, tetapi juga menjadi pusat edukasi lingkungan. Sistem maggot ini terbukti efektif, produktif, dan sangat mungkin direplikasi di daerah lain,” ujarnya.
Zero Waste Jadi Prinsip Dasar Operasional
Kepala SPPG Bogor Tamansari Sukamantri, Dhia Aidha Wahyuningtyas, menjelaskan bahwa pendekatan zero waste sudah diterapkan sejak tahap perencanaan dapur dan alur produksi.
“Setiap sisa makanan kami olah menjadi pakan maggot, lalu maggot menjadi pakan ternak yang kembali menjadi bahan menu MBG. Siklus ini membuat produksi lebih efisien, sehat, dan ramah lingkungan,” kata Tyas.
Penerapan siklus tertutup ini membuat SPPG mampu menghemat sumber daya, menjaga sanitasi, dan mengurangi ketergantungan pada bahan baku eksternal.
BGN: Sukamantri Menjadi Rujukan Nasional
Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menegaskan bahwa Sukamantri akan menjadi referensi bagi SPPG lain dalam penguatan standar keberlanjutan.
“SPPG Sukamantri membuktikan bahwa penguatan gizi nasional dapat berjalan seiring dengan pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab. Zero waste di sini adalah praktik nyata yang bisa diadopsi daerah lain,” jelas Hida, Selasa (9/12).
Hida juga mengungkapkan bahwa BGN tengah menyusun ekspansi model zero waste ke berbagai provinsi.
“Transformasi SPPG adalah bagian dari roadmap besar BGN. Kami ingin seluruh daerah menerapkan standar yang sama—aman, higienis, efisien, dan minim limbah. Ini penting untuk keberlanjutan program MBG jangka panjang,” tambahnya.
Biro Hukum dan Humas
Badan Gizi Nasional




