Tahun 2026, Pemkab Kudus targetkan ada 106 SPPG
Pemerintah Kabupaten Kudus mendukung program nasional Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, program Makan Bergizi Gratis. Bupati Kudus Sam’ani Intakoris bersama Wakil Bupati Bellinda Birton dan Ketua TP PKK Endhah Sam’ani Intakoris meresmikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Prambatan Kidul, Sabtu (8/11).

Sumber foto: Sutini/elshinta.com.
Sumber foto: Sutini/elshinta.com.
Pemerintah Kabupaten Kudus mendukung program nasional Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, program Makan Bergizi Gratis. Bupati Kudus Sam’ani Intakoris bersama Wakil Bupati Bellinda Birton dan Ketua TP PKK Endhah Sam’ani Intakoris meresmikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Prambatan Kidul, Sabtu (8/11).
Peresmian SPPG tersebut merupakan upaya Pemkab Kudus untuk memperluas pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar menjangkau seluruh wilayah. Pihaknya menargetkan 106 SPPG dan seluruhnya dapat beroperasi pada pertengahan 2026, sejalan dengan hasil konsultasi bersama Badan Gizi Nasional (BGN) di Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
“Program ini merupakan investasi jangka panjang untuk mencetak generasi yang sehat dan cerdas. Pemkab Kudus terus memperkuat sinergi lintas sektor agar pelaksanaan MBG berjalan maksimal dan berkelanjutan,” ujar Bupati.
Program MBG tidak hanya berorientasi pada pemenuhan gizi anak, tetapi juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Bahan pangan dipasok dari pasar tradisional dan pelaku UMKM lokal, sehingga perputaran ekonomi tetap berada di Kudus. Selain itu, pelajar juga digerakkan untuk memiliki tabungan pelajar sebagai wujud investasi masa depan.
“Kami mendorong seluruh SPPG agar belanja kebutuhan pangan di pasar tradisional dan pelaku UMKM lokal. Dengan begitu, perputaran ekonomi tetap berada di Kudus,” Bupati menambahkan seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini, Sabtu (8/11).
Sementara itu, Ketua Satgas MBG Kabupaten Kudus yang juga Wakil Bupati Bellinda Birton, saat menanggapi kabar yang tersebar tentang adanya keracunan MBG di wilayah Kudus yang ternyata hoaks. Ia menegaskan pentingnya literasi informasi di tengah maraknya kabar tidak benar di masyarakat.
“Belakangan muncul berita hoaks tentang keracunan makanan MBG. Setelah ditelusuri, ternyata penyebabnya bukan keracunan, melainkan kecelakaan. Kami mengimbau masyarakat untuk berhenti menyebarkan informasi yang tidak terverifikasi. Orang tua juga tak perlu khawatir karena seluruh dapur SPPG selalu diawasi dan kualitas makanan dipantau secara ketat. Bila ada keluhan, segera laporkan ke Satgas MBG,” tegasnya.




