Tim medis latihan intensif jelang MotoGP Indonesia 2025

Tim medis RSU Provinsi NTB saat melakukan latihan menjelang ajang MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika di Lombok Tengah, Rabu (01/10/2025). ANTARA/HO-Humas MGPA.
Tim medis RSU Provinsi NTB saat melakukan latihan menjelang ajang MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika di Lombok Tengah, Rabu (01/10/2025). ANTARA/HO-Humas MGPA.
Tim medis dari Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Nusa Tenggara Barat (NTB) melaksanakan latihan secara intensif menjelang ajang MotoGP Indonesia di Sirkuit Pertamina Mandalika, untuk menjamin keselamatan para pembalap pada 3-5 Oktober 2025.
"Persiapan terus dimatangkan di Pertamina Mandalika International Circuit, tidak hanya menyangkut lintasan, paddock, dan fasilitas penunjang, aspek kesehatan serta keselamatan pembalap juga menjadi prioritas utama," kata Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria di Lombok Tengah, Rabu.
Ia mengatakan kesiapan tim medis merupakan bagian vital dari standar internasional penyelenggaraan MotoGP.
"Kami tidak hanya menyiapkan lintasan balap dan fasilitas pendukung, tetapi juga aspek keselamatan dan kesehatan para pembalap," katanya.
Ia mengatakan pelatihan ini menjadi bukti komitmen MGPA untuk menghadirkan ajang MotoGP yang memenuhi standar tertinggi Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM).
"Kami ingin memastikan bahwa Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 berjalan aman, lancar, dan berkelas dunia,” katanya.
Pelatihan medis ini menjadi salah satu bagian dari rangkaian persiapan teknis yang dilakukan menjelang gelaran akbar MotoGP Mandalika.
Dengan tenaga medis yang terlatih, fasilitas kesehatan yang siap, serta sistem koordinasi yang matang, Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025, kata dia, diharapkan dapat berlangsung aman, meriah, dan meninggalkan kesan positif bagi seluruh pembalap, penonton, dan citra positif bagi Indonesia di kancah dunia.
Sementara itu Chief Medical Officer RSUP NTB Dokter Eko mengatakan pelatihan intensif ini bertujuan meningkatkan kekompakan, ketelitian, dan kecepatan tim medis dalam menghadapi situasi darurat.
“Dalam dunia balap, setiap detik sangat menentukan," katanya .
Ia mengatakan keterlambatan sekecil apapun bisa berakibat fatal, baik bagi pembalap maupun tim medis sendiri yang harus bekerja di tengah kondisi balapan.
"Karena itu pelatihan ini memastikan seluruh prosedur dilakukan cepat, tepat, dan aman,” katanya.
Pelatihan digelar selama dua hari dengan lokasi utama di Medical Center dalam area sirkuit serta di Tikungan 16, yang dikenal sebagai salah satu area paling krusial dan rawan insiden.
Di titik ini para tenaga medis dilatih untuk merespons berbagai skenario darurat yang mungkin terjadi, mulai dari evakuasi cepat pembalap yang mengalami kecelakaan hingga koordinasi dengan pusat medis untuk penanganan lanjutan.