Top
Begin typing your search above and press return to search.

Wamen PPPA: Perlu kolaborasi multipihak tangani isu kesehatan mental

Wamen PPPA: Perlu kolaborasi multipihak tangani isu kesehatan mental
X

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA) Veronica Tan (tengah) dalam acara Indonesia Punya Kamu, di Muladi Dome Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. ANTARA/HO-KemenPPPA

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA) Veronica Tan menekankan pentingnya membangun kolaborasi pentaheliks dalam menangani isu kesehatan mental pada generasi muda.

"Yang paling penting adalah apakah isu kesehatan mental ini diakui bersama. Artinya saya yakin bukan cuma nasional saja, secara internasional mereka juga melihat kondisi di zaman digital ini apalagi pasca pandemi, kesehatan mental ini menjadi sebuah isu yang penting. Implementasinya balik lagi, kita berkolaborasi untuk mencari solusi," kata Wamen PPPA Veronica Tan dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, langkah-langkah konkret yang harus terus didorong meliputi pembentukan satgas di sekolah dan kampus, ruang ramah anak dan ruang aman, edukasi positif untuk mencegah bullying dan mengurangi stigma, serta bersama-sama dalam kolaborasi dan koordinasi yang lebih baik.

Ia menyampaikan perubahan zaman dan percepatan teknologi menuntut cara komunikasi yang lebih peka antara orang tua, pendidik, dan generasi muda. Orang tua dan pendidik perlu mengajak anak-anak berbicara dengan bahasa yang relevan dengan dunia mereka.

"Kita harus berkomunikasi dengan anak sesuai usia mereka. Menanyakan apa yang mereka rasakan dan alami sehari-hari di sekolah atau hubungan dengan teman-temannya. Dari topik itu kita bisa menggali dan melihat dari 'sepatu' mereka. Komunikasi sangat penting agar mereka mengutarakan isi hatinya," kata Veronica Tan.

Veronica Tan juga menyoroti tantangan yang dihadapi generasi muda di era digital, termasuk fenomena catfishing, grooming, dan risiko dari penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI). Wamen PPPA menyebut AI sebagai pedang bermata dua yang bisa membantu pembelajaran, tetapi juga berpotensi menguasai pola pikir anak muda apabila tidak digunakan dengan bijak.

"AI ini juga menjadi pedang bermata dua terutama bagi generasi muda yang banyak menggunakan. Apakah kita menggunakan AI untuk melakukan kebaikan dan membuat ilmu yang bertambah demi untuk membangun Indonesia atau kita menjadi hambanya AI? Kita selalu punya pilihan dan kita boleh memilih," kata Veronica Tan.

Sumber : Antara

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire