Beberapa hal yang sebaiknya dipertimbangkan bila ingin beralih profesi
Psikolog Pendidikan, Pengembangan Diri dan Career Coach Arienda Anggraini, M.Psi. Psikolog mengungkapkan ada beberapa hal yang sebaiknya dipertimbangkan sebelum melakukan alih profesi atau switch carreer.

Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Psikolog Pendidikan, Pengembangan Diri dan Career Coach Arienda Anggraini, M.Psi. Psikolog mengungkapkan ada beberapa hal yang sebaiknya dipertimbangkan sebelum melakukan alih profesi atau switch carreer.
“Ketika memutuskan alih profesi bukan karena emosi sesaat misalnya karena lelah dengan pekerjaan saat ini, lingkungan kerjanya kurang nyaman atau stuck pada pekerjaan yang sama dalam waktu lama tanpa pengembangan, atau juga bukan karena FOMO melihat pekerjaan atau profesi orang lain terlihat lebih “hijau”, kata Arienda kepada Antara di Jakarta, Kamis.
Ia menyarankan perlunya refleksi diri soal keinginan untuk menjajal karir baru.
“Saat memilih karier baru, perlu juga mengetahui apakah profesi/karir tersebut memang sesuai dengan minat, tujuan hidup kita karena seseorang akan lebih bisa bertahan lama dalam satu profesi/karir karena memang sesuai minat dan menemukan kebermaknaan hidup saat menjalani pekerjaannya,” jelasnya lagi.
Misalnya, katanya lagi, bila pada aktris baru maka seseorang akan banyak memberikan kontribusi pada orang sehingga merasa bermanfaat dan dibutuhkan.
Pada dasarnya, setiap profesi atau pekerjaan tidak ada yang ideal, selalu ada tantangan dalam menjalaninya sehingga individu perlu memiliki jangkar untuk bangkit ketika sudah mulai merasa lelah atau bosan.
Ia juga merekomendasikan untuk menggali lagi apa tujuan dan hidup diri sendiri. “Akan lebih baik juga jika kamu tahu mengapa kamu mau mulai menjalani karir baru ini,” tegasnya.
Selain itu, perlu mempertimbangkan keahlian yang saat ini dimiliki dengan keahlian yang perlu dimiliki pada karier yang dituju baik itu soft skill ataupun hard skill, pasalnya setiap pekerjaan memiliki gaya kerja dan keterampilan yang berbeda.
Tak hanya itu, dari sisi perubahan lingkungan atau budaya kerja di korporasi yang suda berdiri lama dengan budaya kerja startup tentu memiliki perbedaan yang signifikan. Di sinilah mental terhadap perubahan budaya kerja diperlukan.
Tak ketinggalan, wanita yang juga berpraktik di Naluri Life, Rumah Dandelion dan Pojok konseling Kompas Gramedia ini menyerukan agar mempelajari karir atau profesi baru yang akan dituju dengan mempertimbangkan berbagai aspek penting.
“Pelajari baik-baik karier atau profesi baru yang ingin dituju, baik dari sisi finansial, peluang karir jangka panjang, lokasi kerja (akan berpindah-pindah/tidak),” pungkasnya.




