BEI: Investor muda dominasi investasi saham di Bali
Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Bali mencatat investor muda mendominasi investasi saham di Pulau Dewata dengan total jumlah investor saham per September 2025 mencapai 172.248 orang.

Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Bali mencatat investor muda mendominasi investasi saham di Pulau Dewata dengan total jumlah investor saham per September 2025 mencapai 172.248 orang.
“Realisasi itu tumbuh 20 persen dibandingkan periode sama 2024 sebanyak 143 ribu,” kata Kepala Perwakilan BEI Denpasar I Gusti Agus Andiyasa di Denpasar, Bali, Senin.
Ia menjabarkan berdasarkan kelompok usia, investor saham usia 18-25 tahun mencapai 30,1 persen, kemudian disusul usia 31-40 tahun sebanyak 25,6 persen, usia 26-30 ada sebanyak 24,4 persen dan sisanya sebesar 19,9 persen usia di atas 41 tahun.
Dari sisi pekerjaan, investor saham paling banyak adalah pekerja swasta mencapai 41 persen, kemudian pelajar ada 18 persen dan wirausaha sebanyak 14 persen.
Secara keseluruhan jumlah investor pasar modal baik saham, obligasi dan reksadana di Bali mencapai 338 ribu atau naik 15,5 persen dibandingkan September 2024 mencapai 292 ribu investor.
Sedangkan sebaran investor di Bali paling banyak berada di Kota Denpasar sebesar 32,6 persen, kemudian Kabupaten Badung 19,4 persen dan Buleleng 11,8 persen.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat hingga Juli 2025, nilai kepemilikan saham di Bali mencapai Rp6,21 triliun atau tumbuh 30,43 persen dibandingkan Juli 2024.
Sementara itu, nilai transaksi saham sebesar Rp3,54 triliun atau tumbuh 65,27 persen dibandingkan Juli 2024.
BEI mencatat ada 29 galeri investasi di Bali dari 21 anggota bursa atau perusahaan efek.
Untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan, pihaknya menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat khususnya menyasar usia produktif untuk mendukung investasi di sektor pasar modal.
Berdasarkan survei nasional literasi dan inklusi keuangan OJK 2025, indeks literasi pasar modal 2025 mencapai 17,78 persen atau naik dibandingkan 2024 mencapai 15,43 persen.
Sedangkan indeks inklusi pasar modal 2025 mencapai 1,34 persen, lebih rendang dari 2024 mencapai 1,60 persen.




