BPS: Program MBG dorong kenaikan harga telur
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa peningkatan permintaan telur ayam ras untuk menu program makan bergizi gratis turut mendorong kenaikan harga komoditas tersebut.

Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa peningkatan permintaan telur ayam ras untuk menu program makan bergizi gratis turut mendorong kenaikan harga komoditas tersebut.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Senin, mengatakan harga rata-rata nasional telur ayam ras saat ini naik 0,32 persen dibandingkan dengan Oktober 2025.
Harga rata-rata nasional untuk telur ayam ras tercatat Rp31.646 per kilogram pada minggu kedua November 2025, sedangkan harga acuan penjualan di tingkat konsumen ditetapkan Rp30.000 per kilogram.
"Telur ayam ras ini menarik, karena memang yang memberikan kenaikan harga telur ayam ras adalah meningkatnya permintaan terhadap kebutuhan komoditas telur ayam ras sebagai salah satu komponen lauk-lauk pada menu MBG," ujar Amalia.
Ia memaparkan terdapat 157 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga telur ayam ras.
Harga tertinggi berada di Kabupaten Mamberamo Tengah Rp100 ribu per kilogram, Kabupaten Puncak Jaya Rp90 ribu, dan Kabupaten Intan Jaya Rp90 ribu.
Selain itu, penyebab meningkatnya harga telur ayam ras di sejumlah daerah disebabkan oleh faktor distribusi, dan ketersediaan stok di pasar.
Amalia meminta kepada seluruh pemerintah daerah untuk mendorong penyediaan suplai yang lebih besar kepada para pengusaha ataupun peternak lokal.
Menurut dia, tingginya permintaan terhadap komoditas telur dapat dimanfaatkan oleh para peternak telur lokal untuk meningkatkan persediaan dan membangun bisnis di daerah.
"Ini tentunya menjadi peluang baik untuk bisa didorong peluang bisnis, untuk bisa memenuhi kebutuhan permintaan yang lagi meningkat," kata Amalia.




