Ditutup menguat, Analis: Rupiah berada dalam pola sideways seiring kehati-hatian pasar
Nilai tukar (kurs) rupiah pada penutupan perdagangan Jumat sore menguat sebesar 21 poin atau 0,13 persen menjadi Rp16.707 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.728 per dolar AS.

Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Nilai tukar (kurs) rupiah pada penutupan perdagangan Jumat sore menguat sebesar 21 poin atau 0,13 persen menjadi Rp16.707 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.728 per dolar AS.
Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange ICDX Taufan Dimas Hareva mengatakan, kurs rupiah berada di pola sideways seiring sikap pasar berhati-hati terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat dan ketidakpastian global.
“Dari dalam negeri, fundamental ekonomi masih cukup stabil, tetapi dinamika fiskal dan kebutuhan pembiayaan pemerintah menjaga rupiah tetap sensitif terhadap sentimen,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Di sisi lain, menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), peluang suku bunga ditahan jauh lebih besar karena fokus mereka saat ini adalah menjaga stabilitas nilai tukar, bukan agresif melonggarkan kebijakan.
Peluang ini sejalan dengan keputusan RDG BI Bulan Oktober 2025 yang berlangsung pada Selasa (21/10) dan Rabu (22/10) untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap berada pada level 4,75 persen.
Suku bunga deposit facility diputuskan untuk tetap pada level 3,75 persen. Begitu pula suku bunga lending facility yang diputuskan untuk tetap pada level 5,5 persen.
“Dalam kondisi seperti ini, arah rupiah sangat ditentukan oleh pergerakan dolar AS, arus modal, serta sinyal kebijakan moneter global, sementara faktor domestik berperan sebagai penahan agar volatilitas tidak menjadi berlebihan,” ungkap Taufan.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga menguat di level Rp16.719 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.732 per dolar AS.




