Garuda Indonesia fokus perbaiki pesawat setelah disuntik Rp23,67 T
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) memprioritaskan melakukan upaya perbaikan pesawat setelah meraih penyertaan modal senilai Rp23,67 triliun dari PT Danantara Asset Management (Persero) (DAM).

Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) memprioritaskan melakukan upaya perbaikan pesawat setelah meraih penyertaan modal senilai Rp23,67 triliun dari PT Danantara Asset Management (Persero) (DAM).
Direktur Utama Garuda Indonesia Glenny Kairupan dalam konferensi pers di Garuda Sentra Operasi (GSO), Tangerang, Banten, Kamis, mengatakan perseroan telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) untuk mendatangkan empat pesawat.
Seiring perkembangannya, perseroan hanya akan mendatangkan satu pesawat karena sudah terlanjur membayar uang muka atau Down Payment (DP), dan sisa pesawat yang sudah dipesan diputuskan ditunda kedatangannya.
"Dalam perkembangan terakhir ini, ada MoU empat pesawat, dapat DP satu pesawat, sisanya postponed. Diprioritaskan ke perbaikan, alasannya prioritas perbaikan, kalau tidak diperbaiki kita bayar terus," ujar Glenny.
Glenny mengatakan suntikan dana Rp23,67 triliun dari Danantara Indonesia akan memberikan peluang bagi Garuda Indonesia untuk memperbaiki dan menyehatkan kinerja dalam dua tahun ke depan.
"Kesempatan yang diberikan Danantara membuka peluang Garuda memenuhi arahan bagaimana kinerja me-recover permasalahan- permasalahan baru. Dengan harapan dua tahun ke depan sehat kembali seperti cita- cita pendiri," ujar Glenny.
Dalam kesempatan sama, Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia Thomas Oentoro mengatakan perseroan melakukan pengkajian ulang terkait dengan rencana ekspansi/ pembelian armada pesawat.
Ia mengatakan kehadiran Direktur Transformasi GIAA Neil Raymond Nills turut berperan dalam melakukan perhitungan ulang terkait rencana ekspansi armada perseroan.
"Rencana ekspansi dikaji ulang, dengan adanya direktur transformasi, hitung dan susun ulang network rute. Bukan batalkan, sebagian kita akan buka sampai analisa difinalisasi," ujar Thomas.
Danantara Indonesia telah melakukan penyertaan modal senilai Rp23,67 triliun kepada GIAA, yang mana senilai Rp8,7 triliun (37 persen) akan dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja, meliputi pemeliharaan dan perawatan pesawat.
Sementara itu, sebesar Rp14,9 triliun (63 persen) akan mendukung operasional Citilink, yang terdiri atas Rp11,2 triliun untuk modal kerja dan Rp3,7 triliun untuk pelunasan kewajiban pembelian bahan bakar kepada Pertamina periode 2019-2021.
Suntikan dana senilai Rp23,67 triliun itu turun dari rencana sebelumnya berdasarkan keterbukaan informasi per Oktober 2025 sebesar Rp30,31 triliun.
Dalam keterbukaan informasi terkait rencana private placement sebelumnya, GIAA juga disebutkan akan memanfaatkan 22 persen dana dari private placement untuk melakukan ekspansi armada Garuda Indonesia dan Citilink.
Namun demikian, mengacu hasil RUPSLB, tidak ada lagi peruntukan dana private placement untuk ekspansi armada.




