IHSG ditutup menguat seiring neraca transaksi berjalan RI surplus
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat seiring dengan neraca transaksi berjalan Indonesia periode kuartal III-2025 mencatatkan surplus, setelah sebelumnya tercatat defisit.

Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat seiring dengan neraca transaksi berjalan Indonesia periode kuartal III-2025 mencatatkan surplus, setelah sebelumnya tercatat defisit.
IHSG ditutup menguat 13,34 atau 0,16 persen ke posisi 8.419,92. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,95 poin atau 0,11 persen ke posisi 848,02.
“Kami memperkirakan IHSG berpotensi melemah menuju level 8.400- 8350 pada perdagangan Jumat ,” ujar Kepala Riset Phintraco Sekuritas Ratna Lim dalam kajiannya di Jakarta, Kamis
Dari dalam negeri, neraca transaksi berjalan Indonesia tercatat surplus 4,0 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara 1,1 persen dari PDB per kuartal III-2025, dari sebelumnya tercatat defisit 2,7 miliar dolar AS atau setara 0,8 persen dari PDB pada kuartal II-2025.
Capaian tersebut merupakan surplus neraca transaksi berjalan pertama sejak kuartal I-2023 dan yang terbesar sejak kuartal III-2022, yang ditopang oleh kenaikan ekspor nonmigas. Adapun, transaksi modal dan finansial mencatatkan defisit 8,1 miliar dolar AS pada kuartal II-2025.
Dengan demikian, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tercatat defisit 6,4 miliar dolar AS pada kuartal III-2025, dengan posisi cadangan devisa senilai 148,7 miliar dolar AS pada September 2025.
Dari Amerika Serikat (AS), indeks S&P Global Composite PMI Flash bulan November 2025 diperkirakan turun ke level 53,8, dari sebelumnya di level 54,6 pada Oktober 2025. Sedangkan Michigan Consumer Sentiment Final bulan November 2025 diperkirakan turun di level 50,3 dari sebelumnya 53,6 pada Oktober 2025.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang konsumen non primer yang naik sebesar 2,35 persen, diikuti oleh sektor industri dan sektor energi yang masing-masing naik sebesar 0,55 persen dan 0,48 persen.
Sedangkan dua sektor melemah yaitu sektor properti turun paling dalam sebesar 1,05 persen, diikuti oleh sektor teknologi yang masing-masing turun 1,05 persen dan 0,02 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu JATI, BOGA, SKLT, BUKK, dan SMDM. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni FMII, PURI, ISEA, NRCA, dan AEGS.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.294.589 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 37,92 miliar lembar saham senilai Rp19,65 triliun. Sebanyak 311 saham naik, 306 saham menurun, dan 195 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 1.299,80 poin atau 2,68 persen ke 49.837,50, indeks Hang Seng menguat 4,92 poin atau 0,02 persen ke 25.835,57, indeks Shanghai melemah 15,69 poin atau 0,40 persen ke 3.931,05, dan indeks Strait Times menguat 6,85 poin atau 0,15 persen ke 4.512,07.




