Inflasi Indonesia terkendali dongkrak penguatan rupiah
Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange ICDX Taufan Dimas Hareva mengungkapkan bahwa penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi inflasi Indonesia yang tetap terkendali.

Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange ICDX Taufan Dimas Hareva mengungkapkan bahwa penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi inflasi Indonesia yang tetap terkendali.
"Penguatan ini menunjukkan bahwa meskipun tekanan eksternal masih kuat, faktor domestik seperti inflasi yang tetap terkendali di 2,31 persen (year on year/yoy) pada Agustus 2025, serta langkah Bank Indonesia memangkas BI-Rate ke 4,75 persen berhasil memberi sedikit ruang stabilitas," ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,21 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada September 2025.
Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami kenaikan dari 108,51 pada Agustus 2025 menjadi 108,74 pada September 2025.
Secara tahunan, inflasi mencapai 2,65 persen year-on-year (yoy). Adapun secara tahun kalender, inflasi sebesar 1,82 persen year-to-date (ytd).
"Dukungan stimulus fiskal pemerintah juga menjadi katalis positif bagi daya beli, walaupun kebutuhan dolar korporasi di awal bulan tetap membatasi ruang penguatan rupiah," ujar Taufan.
Melihat sentimen dari global, pergerakan rupiah masih kuat dipengaruhi oleh dinamika dolar AS.
Saat ini, pasar disebut cenderung berhati-hati menunggu rilis data ketenagakerjaan AS yang akan menjadi penentu arah kebijakan moneter The Fed ke depan.
Isu government shutdown (penutupan pemerintah) di AS sempat menekan dolar, lanjutnya, tetapi kini sentimen tersebut sudah mereda, dengan fokus investor kembali pada prospek suku bunga dan ketidakpastian global.
Yield obligasi domestik yang naik akibat keluarnya sebagian dana asing dianggap pula menjadi sinyal bahwa tekanan eksternal belum sepenuhnya hilang.
"Dengan demikian, pergerakan rupiah hari ini sangat ditentukan oleh kombinasi sentimen domestik yang relatif positif dan dinamika global yang dominan," kata dia.
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Rabu sore menguat sebesar 30 poin atau 0,18 persen menjadi Rp16.635 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.665 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini turut menguat ke level Rp16.680 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.692 per dolar AS.