Kinerja sektor jasa keuangan Ciayumajakuning stabil pada Triwulan III 2025
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon mencatat kondisi sektor jasa keuangan di wilayah Ciayumajakuning—yang meliputi Kota dan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Majalengka, serta Kuningan—tetap stabil sepanjang Triwulan II 2025 hingga pertengahan Triwulan III 2025.

Sumber foto: Yohanes Charles/elshinta.com.
Sumber foto: Yohanes Charles/elshinta.com.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon mencatat kondisi sektor jasa keuangan di wilayah Ciayumajakuning—yang meliputi Kota dan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Majalengka, serta Kuningan—tetap stabil sepanjang Triwulan II 2025 hingga pertengahan Triwulan III 2025.
Stabilitas ini terlihat dari fungsi intermediasi yang berjalan baik di perbankan, industri keuangan non-bank, pasar modal, hingga layanan konsumen.
Perbankan BPR: Kredit Tumbuh, NPL Menurun
Kepala OJK Cirebon, Agus Muntolib mengatakan di sektor Bank Perekonomian Rakyat (BPR), kinerja 18 BPR di Ciayumajakuning menunjukkan tren positif meski ada dinamika pada beberapa indikator.
"Per Juli 2025, penyaluran kredit secara tahunan (yoy) memang terkoreksi 2,21% menjadi Rp2,05 triliun, namun secara year to date (ytd) justru tumbuh 2,49%. Rasio kredit macet (NPL) turun baik secara yoy maupun ytd masing-masing sebesar 0,10% dan 1,67%, menandakan perbaikan kualitas kredit," jelas Agus seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Yohanes Charles, Senin (22/9).
Aset BPR tercatat Rp2,72 triliun, naik tipis 0,03% yoy meski sedikit tertekan 0,03% ytd. Dana pihak ketiga (DPK) sedikit melemah, turun 0,96% yoy menjadi Rp2,18 triliun. Meski demikian, profitabilitas membaik dengan Return on Asset (ROA) naik 3,12% dan efisiensi operasional terlihat dari penurunan rasio BOPO hingga 37,60% yoy menjadi 79,98%. Permodalan BPR tetap aman dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) di level 16,21%.
Penyaluran kredit BPR didominasi sektor Bukan Lapangan Usaha Lainnya (48,37% atau Rp993,18 miliar), perdagangan besar dan eceran (34,26% atau Rp703,41 miliar), pertanian (4,19% atau Rp86,08 miliar), konstruksi (3,39% atau Rp69,62 miliar), serta jasa kemasyarakatan dan hiburan (3,05% atau Rp62,62 miliar). Secara regional, Ciayumajakuning menyumbang 11,06% penyaluran kredit BPR Jawa Barat.
OJK Cirebon terus memantau penerapan POJK Nomor 12 Tahun 2024 terkait strategi anti-fraud di seluruh BPR agar pengelolaan risiko tetap terjaga.
Bank Umum dan Syariah: Kredit Konsumsi Masih Mendominasi
Kinerja 29 Kantor Cabang (KC) Bank Umum di wilayah OJK Cirebon hingga Juni 2025 juga menunjukkan pertumbuhan sehat. Penyaluran kredit naik 5,57% yoy menjadi Rp52,95 triliun, sementara aset dan DPK masing-masing tumbuh 6,16% dan 6,43%. Rasio NPL terkendali di 3,45%. Kredit konsumsi menjadi motor utama dengan nilai Rp25,06 triliun, diikuti pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi yang naik 0,14% yoy.
Di sisi lain, 5 KC Bank Umum Syariah mencatat pertumbuhan pembiayaan 14,79% yoy menjadi Rp4,58 triliun. Aset naik 11,66% menjadi Rp4,78 triliun dan DPK naik 11,77% menjadi Rp4,54 triliun. NPL berhasil ditekan hingga 1,61%. Kredit konsumsi mendominasi dengan porsi Rp3,35 triliun dan pertumbuhan tertinggi 17,40% yoy.
Untuk mendorong sektor produktif, OJK bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) menginisiasi program pendanaan seperti KUR Syariah dan Desa KACIDA Syariah di Kuningan guna meningkatkan inklusi keuangan syariah.
IKNB: LKM Terkoreksi, Pegadaian Stabil
Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) yang diawasi OJK Cirebon mencakup delapan Lembaga Keuangan Mikro/Syariah (LKM/S) dan dua perusahaan pegadaian. LKM mencatat penurunan aset 10,09% yoy menjadi Rp19,90 miliar dan penyaluran pinjaman turun 6,60% menjadi Rp18,38 miliar. Namun DPK naik 1,81% menjadi Rp13,7 miliar.
Sebaliknya, LKM Syariah menunjukkan pertumbuhan positif dengan aset naik 5,67% yoy menjadi Rp36,54 miliar, pembiayaan naik 6,31% menjadi Rp16,03 miliar, dan DPK naik 4,77% menjadi Rp21,18 miliar. Sementara itu, perusahaan pegadaian mencatat lonjakan aset 33,57% yoy menjadi Rp4,7 miliar meski penyaluran pinjaman turun 31,72% menjadi Rp555,8 juta.
Pasar Modal: Investor dan Transaksi Melonjak
Aktivitas pasar modal di Ciayumajakuning semakin bergairah. Per Juli 2025, nilai penjualan reksa dana melalui Agen Penjual Reksa Dana (APERD) melesat 84,76% yoy menjadi Rp315,48 miliar. Jumlah investor, tercermin dari Single Investor Identification (SID), naik 12,83% menjadi 341.110. Transaksi saham pun menembus Rp2,39 triliun, melesat 131,37% yoy. Tren ini menunjukkan meningkatnya literasi dan minat masyarakat untuk berinvestasi.
Pelayanan Konsumen: Fintech Paling Banyak Diadukan
Hingga Agustus 2025, OJK Cirebon menangani 1.235 layanan konsultasi dan pengaduan konsumen. Mayoritas datang langsung (walk-in) sebesar 77,37% atau 955 layanan. Pengaduan terbanyak berasal dari fintech lending (32,06%), disusul bank umum (29,80%), perusahaan pembiayaan (11,26%), entitas ilegal (4,48%), dan lainnya.
Permintaan layanan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) juga cukup tinggi dengan 7.299 permintaan hingga Agustus 2025. Dari sisi demografi, segmen masyarakat umum mendominasi (44,2%), diikuti karyawan swasta, wirausaha, ibu rumah tangga, ASN/TNI/Polri, hingga pelajar dan mahasiswa.
Edukasi dan Literasi Keuangan
Dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, OJK Cirebon menggelar 183 kegiatan edukasi sepanjang Januari–September 2025, melampaui target tahunan 150 kegiatan. Kegiatan ini diikuti 33.076 peserta dari berbagai kalangan, mulai pelajar, mahasiswa, pelaku UMKM, petani, nelayan, hingga penyandang disabilitas.
Untuk memperluas jangkauan, OJK menunjuk Duta Literasi Keuangan dari Pemenang Jaka Rara Kota Cirebon sebagai agen penyebaran informasi keuangan, termasuk pencegahan praktik keuangan ilegal. Bersama pemerintah daerah, OJK juga menjalankan program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) dengan total outstanding Rp13,14 miliar kepada 972 pelaku UMKM di Cirebon, Majalengka, dan Kuningan.
Komitmen Tata Kelola Bersih
Sebagai wujud integritas, OJK Cirebon menegaskan larangan pemberian hadiah, parsel, atau gratifikasi kepada seluruh pejabat dan pegawainya. Dukungan seluruh pihak diharapkan menjaga tata kelola yang transparan demi stabilitas sistem keuangan yang berkelanjutan.
Dengan berbagai capaian ini, OJK Cirebon optimistis sektor jasa keuangan Ciayumajakuning akan terus tumbuh stabil dan mendukung perekonomian daerah.