Top
Begin typing your search above and press return to search.

Optimisme `cut rate` The Fed meningkat, IHSG berpotensi naik

Optimisme `cut rate` The Fed meningkat, IHSG berpotensi naik
X

Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/wpa.

Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi bergerak menguat pada perdagangan Kamis, dengan sentimen utama akan berasal dari tingkat global.

Sentimen utama akan berasal dari optimisme pelaku pasar yang meningkat terhadap pemangkasan suku bunga acuan The Fed, seiring data Producer Price Index (PPI) Amerika Serikat (AS) Agustus 2025 berada di bawah estimasi.

"IHSG diperkirakan akan bergerak pada kisaran level 7.600-7.800," ujar Ratna Lim dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

Dari mancanegara, data PPI AS tercatat di bawah estimasi ,sehingga semakin meningkatkan optimisme The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan pekan depan, yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi AS.

Data PPI AS Agustus 2025 tercatat turun 0,1 persen month to month (mtm), dari sebelumnya 0,7 persen (mtm) pada Juli 2025, atau melambat menjadi 2,6 persen year on year (yoy) dari 3,1 persen (yoy). Sementara itu, The Fed akan menyelenggarakan pertemuan The Federal Open Market Committee (FMOC) pada 16-17 September 2025 pekan depan, untuk menentukan kebijakan suku bunga acuannya.

Di sisi lain, pelaku pasar juga akan mencermati data inflasi Consumer Price Index (CPI) AS, yang diperkirakan naik menjadi 0,3 persen (mtm) pada Agustus 2025 dari 0,2 persen (mtm) pada Juli 2025, satau menjadi 2,9 persen (yoy) dari 2,7 persen (yoy).

Dari kawasan Eropa, pelaku pasar akan mencermati hasil pertemuan European Central Bank (ECB) yang diperkirakan mempertahankan suku bunga acuannya tetap pada level 2.,5 persen.

Dari kawasan Asia, inflasi China mengalami defisit 0,4 persen (yoy) pada Agustus 2025 dari 0 persen (yoy) pada Juli 2025, yang merupakan deflasi yang ke-lima kalinya pada 2025, yang mengindikasikan lemahnya permintaan masyarakat akibat ketidakpastian ekonomi.

Dari dalam negeri, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengeluarkan kebijakan bahwa dari total Rp425 triliun kas negara di Bank Indonesia (BI), sekitar Rp200 triliun akan segera dimasukkan ke sistem perbankan sebagai deposito untuk menambah likuiditas bank dan mendorong pertumbuhan kredit. Hal tersebut diharapkan akan mendorong pergerakan ekonomi, sehingga memicu pertumbuhan.

Di sisi lain, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia pada Agustus 2025 turun ke level 117,2 dari sebelumnya 118,1 pada Juli 2025, yang merupakan level terendah sejak September 2022, karena lima dari enam sub-indeks mengalami penurunan.

Selanjutnya, pelaku pasar akan mencermati data retail sales Juli 2025 yang diperkirakan tumbuh 1,5 persen (yoy) dari 1,3 persen (yoy)

Pada perdagangan Rabu (10/9), bursa saham Eropa ditutup melemah, diantaranya Euro Stoxx 50 melemah 0,16 persen, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,19 persen, indeks DAX Jerman turun 0,36 persen, serta indeks CAC Prancis melemah 0,15 persen.

Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street ditutup variatif pada perdagangan Rabu (10/9), diantaranya S&P 500 naik 0,3 persen ke 6.532,04, indeks Nasdaq Composite menguat 0,03 persen ke 21.886,06, sementara Dow Jones melemah 0,48 persen atau 220,42 poin ke 45.490,92.

Sumber : Antara

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire