PG Djatiroto perpanjang masa giling, langkah selamatkan tebu petani
Kebijakan General Manajer (GM) PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Pabrik Gula (PG) Djatiroto Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Agus Priambodo beserta jajaran di direksi memperpanjang masa giling tebu, karena tebu petani yang belum ditebang masih banyak.

Sumber foto: Efendi Murdiono/elshinta.com.
Sumber foto: Efendi Murdiono/elshinta.com.
Kebijakan General Manajer (GM) PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Pabrik Gula (PG) Djatiroto Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Agus Priambodo beserta jajaran di direksi memperpanjang masa giling tebu, karena tebu petani yang belum ditebang masih banyak.
Seyogyanya hari Selasa (28/10) PG Djatiroto sesuai durasi giling ditutup, dengan pertimbangan yang matang menjaga perekonomian masyarakat petani tebu tidak merosot dan menjaga terwujudnya swasembada gula nasional dalam nawa cita Presiden Prabowo ada rentang waktu agar tebu yang masih ada dilahan bisa tergiling semua.
Dikatakan Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Lumajang H. Didik Purwanto, pertemuan yang sempat digelar dengan perwakilan petani beserta jajaran pejabat dilingkungan PG Djatiroto dan dari Direksi diwakili oleh Kepala Divisi Budidaya PT Sinergi Gula Nusantara Sholeh Kusuma. Masa perpanjangan giling bukan mengejar keuntungan semata namun untuk kepentingan petani agar tebu tergiling dan mendukung program swasembada gula nasional.
"Ini merupakan bentuk sinergi yang baik antara petani dengan pihak pabrik, sehingga penutupan yang ditunda disambut dengan baik dengan segera pemilik tebu melakukan penebangan. Karena bukan keuntungan yang dikejar pabrik sisa 1 persen pun Pak Agus Priambodo akan menyelesaikan milik petani," kata Didik Purwanto seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Efendi Murdiono, Kamis (30/10).
H. Didik Purwanto yang akrab disapa bang haji menyampaikan, pihaknya tidak memaksa PG untuk melakukan penggilingan jika dirasa merugikan pabrik. Petani juga harapan memahami masa giling dengan mempersiapkan tanaman masak awal atau masak pertengahan sehingga tidak ada tebu milik petani tercecer sebelum proses giling di tutup.
Soal pembelian gula milik petani Didik Purwanto belum berpikir jauh kesana, karena fokus tebu milik petani bisa tergiling seluruhnya.
Kondisi cuaca kemarau basah yang hampir tiap hari turun hujan merupakan faktor yang harus dipahami para petani, karna juga berpengaruh menurunkan redemen dan menaikkan ongkos tebang angkut. Untuk mensukseskan swasembada gula nasional petani Lumajang harus mampu memberikan pasokan sekitar 60 ribu TCD dari kapasitas giling yang berjalan.




