Top
Begin typing your search above and press return to search.

Prof Bambang: Cegah kerusakan bumi, ekonomi sirkular harus segera dijalankan

Dalam mewujudkan ekonomi sirkular sesuai dengan semangat yang digagas pada International Conference on Circular Economy and Sustainability (ICCES) 2025 di Bali, dimana sisa limbah produksi harus dimanfaatkan kembali, mendapatkan tanggapan positif dari Ketua dewan juri ICEST Prof. Dr. Ir. Bambang M.Sc.

Prof Bambang: Cegah kerusakan bumi, ekonomi sirkular harus segera dijalankan
X

Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

Dalam mewujudkan ekonomi sirkular sesuai dengan semangat yang digagas pada International Conference on Circular Economy and Sustainability (ICCES) 2025 di Bali, dimana sisa limbah produksi harus dimanfaatkan kembali, mendapatkan tanggapan positif dari Ketua dewan juri ICEST Prof. Dr. Ir. Bambang M.Sc.

Menurut Bambang model ekonomi sirkular yang berbasis pada ISO 59000 memang harus segera dilaksanakan secara utuh dan konsisten untuk mencegah pemanasan global, perubahan iklim, menurunkan tingkat emisi dan menjaga keterbatasan Sumber Daya Alam (SDA).

"Saat ini pemerintah telah memiliki roadmap untuk menjalankan ekonomi sirkular. Jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya dalam pelaksanaan ekonomi sirkular, Indonesia leading mengingat negara lainnya belum memiliki roadmap untuk menjalankan ekonomi sirkular," ungkap Bambang, Kamis (20/11).

Ekonomi sirkular lanjut Bambang bisa dalam banyak bentuk yang dapat dilakukan oleh berbagai perusahaan. Penghematan energi misalnya, perusahaan dapat mengalihkan kebutuhan energi listrik dari PLN kepada penggunaan solar cell.

Untuk mewujudkan ekonomi sirkular, Bambang juga mencontohkan di Lhokseumawe ada program prioritas yang dinamakan broh jeut keu peng atau sampah bisa menjadi uang. Untuk menangani 110 ton sampah harian, sampah dipilah-pilah, sampah plastik dan sejenisnya dibeli dan sampah organik lainnya dijadikan pupuk.

Seperti diketahui sebelumnya, setelah digelarnya Conference on Circular Economy and Sustainability (ICCES) yang mengadopsi seri ISO 59000 untuk menjalankan ekonomi sirkular, berbagai perusahaan sepakat menghasilkan 6 butir deklarasi.

Adapun 6 butir deklarasi tersebut meliputi :

1. ICCES mencatat dengan keprihatinan yang mendalam krisis planet global saat ini yang ditandai dengan meningkatnya tekanan lingkungan, risiko terkait iklim serta penurunan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan. ICCES mengakui dan harus memiliki tanggung jawab bersama untuk merespons secara kolektif dan efektif.

2. ICCES menggarisbawahi pentingnya mempercepat transisi dari model linier menjadi sirkular diseluruh sektor bisnis dan layanan publik untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan, meningkatkan efisiensi sumber daya dan mendukung ketahanan lingkungan jangka panjang.

3. ICCES menekankan perlunya memperkuat pengembangan kapasitas dan Sumber Daya Manusia (SDA) dalam mendukung tujuan ekonomi sirkular, termasuk upaya untuk memperluas keterampilan hijau, pekerjaan hijau dan peluang kerja hijau.

4. ICCES menyatakan dukungan kuat terhadap peningkatan kerja sama internasional, termasuk proyek kolaboratif, penelitian bersama, inisiatif pelatihan dan pertukaran pengetahuan sebagai jalur penting untuk memajukan sirkularitas di tingkat global.

5. ICCES mendorong koherensi dan integrasi kebijakan yang lebih besar diseluruh sektor dan kelompok pemangku kepentingan serta menyoroti nilai keterlibatan inklusif dan multi-pemangku kepentingan untuk memastikan implementasi praktik ekonomi sirkular yang efektif.

6. ICCES menegaskan kembali komitmen untuk mempromosikan prinsip-prinsip ekonomi sirkular di lingkup pengaruh masing-masing stakeholder dan untuk memajukan kepemimpinan yang melindungi keanekaragaman hayati, mendukung pengelolaan lingkungan dan tantangan yang muncul sedini mungkin.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire