Purbaya: Ekonomi RI berpotensi tumbuh 5,5 persen di kuartal IV
Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh hingga 5,5 persen pada triwulan IV 2025.

Sumber foto: Antara/elshinta.com
Sumber foto: Antara/elshinta.com
Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh hingga 5,5 persen pada triwulan IV 2025.
Kinerja ekonomi tersebut diyakini akan menjadi sinyal awal pembalikan arah ekonomi menuju fase pertumbuhan yang lebih cepat pada tahun mendatang.
Dalam temu media di Bogor, Jumat, Purbaya menjelaskan, momentum penguatan ekonomi ditopang oleh dua mesin pertumbuhan utama, yakni peningkatan likuiditas dalam negeri dan percepatan realisasi belanja pemerintah.
Ia menjelaskan, peningkatan likuiditas tercermin dari pertumbuhan uang primer (base money).
Berdasarkan data Bank Indonesia, uang primer pada September 2025 tumbuh 18,6 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp2.152,4 triliun. Angka ini melonjak signifikan dari bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 7,3 persen yoy.
“Saya sudah menggelontorkan uang ke sistem perekonomian di September akhir. Base money atau uang primer sudah tumbuh yang saya anggap bisa mendorong ekonomi. Biasanya nggak lama juga kredit akan tumbuh,” terang Purbaya.
Pemerintah sebelumnya telah menempatkan dana sebesar Rp200 triliun di lima bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pada akhir September 2025.
Langkah ini dinilai memperkuat likuiditas perbankan untuk mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor strategis.
“Biasanya enggak lama juga kredit akan tumbuh. Bahkan kalau kita lihat kredit Mandiri, kreditnya udah tumbuh dari sekitar delapan persen menjadi sekitar 11 persen sekarang ini, saya ekspek akan tumbuh lebih kencang lagi,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga mempercepat penyerapan anggaran pada sisa tahun 2025 untuk menjaga momentum pertumbuhan.
Purbaya menegaskan, kementerian/lembaga yang tidak dapat menyerap anggaran secara optimal akan dialihkan dananya ke program yang lebih siap.
“Saya akan pastikan (anggaran) pemerintahan-pemerintahan dan lembaga terserap tepat waktu. Kan saya sudah ancam, kalau akhir Oktober ini saya analisa, mereka gak bisa serap, saya ambil lagi uangnya, saya sebar ke program-program yang lebih siap,” tambahnya.
Peningkatan belanja pemerintah juga diperkirakan akan diiringi kenaikan belanja swasta dan konsumsi masyarakat seiring melimpahnya likuiditas di sistem perekonomian.
“Jadi belanja pemerintahnya lebih kuat dibanding bulan-bulan sebelumnya, terus yang swasta juga saya pikir dengan pertumbuhan kredit, dengan banyaknya uang di sistem perekonomian, dengan naiknya belanja masyarakat karena uangnya ada, harusnya tumbuhnya di atas 5,5 persen,” ucap Purbaya.
Jika skenario tersebut berjalan, perekonomian Indonesia akan mulai memasuki fase pertumbuhan yang lebih cepat pada 2026.
Kemenkeu bakal terus memantau sirkulasi uang dan efektivitas belanja dalam sistem perekonomian, serta berupaya mengatasi berbagai hambatan struktural yang ada.
“Jadi, 2026 pasti akan lebih cerah dibandingkan dengan 2025,” ucap Purbaya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu turut memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2025 mencapai 5,1 persen, triwulan IV 5,5 persen.
Sementara untuk keseluruhan tahun 2025, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonom mencapai 5,2 persen.