Top
Begin typing your search above and press return to search.

Rupiah menguat dipengaruhi pernyataan "dovish" Gubernur The Fed

Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi pernyataan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang ditafsirkan sebagai dovish.

Rupiah menguat dipengaruhi pernyataan dovish Gubernur The Fed
X

Sumber foto: Antara/elshinta.com.

Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi pernyataan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang ditafsirkan sebagai dovish.

"Powell mengatakan ekonomi AS mungkin berada pada lintasan yang lebih kuat daripada yang diperkirakan beberapa pihak, tetapi ia memperingatkan bahwa pasar tenaga kerja yang jauh lebih lemah sedang muncul," ucapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Rabu sore menguat sebesar 27 poin atau 0,16 persen menjadi Rp16.576 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.603 per dolar AS.

Mengutip Xinhua, Powell menegaskan bahwa tidak ada jalur bebas risiko untuk kebijakan suku bunga di tengah ketegangan antara target ketenagakerjaan dan inflasi.

Dalam pertemuan National Association for Business Economics di kota Philadelphia, AS, dia menyampaikan bahwa The Fed akan menetapkan kebijakan berdasarkan evolusi prospek ekonomi dan keseimbangan risiko, alih-alih mengikuti jalur yang telah ditentukan sebelumnya.

Seiring penutupan pemerintahan federal AS dan laporan data ekonomi resmi yang kurang karena tertunda, Powell menyatakan bank sentral memiliki sumber data sendiri untuk memantau kesehatan ekonomi AS. Berdasarkan data yang dimiliki, dapat dikatakan bahwa prospek ketenagakerjaan dan inflasi tak banyak berubah sejak pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan September 2025.

Saat pertemuan FOMC bulan Oktober, diperkirakan The Fed kembali memangkas suku bunga seperempat poin akhir bulan ini.

"Komentarnya memperkuat ekspektasi pasar terhadap potensi penurunan suku bunga The Fed pada bulan Oktober dan Desember, yang akan menurunkan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan melemahkan dolar," ujar Ibrahim.

Pasar mengindikasikan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis points (bps) pada pertemuan 29 Oktober mendatang dengan peluang mencapai 97 persen, menurut CME Fed Watch.

Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini bergerak datar di level Rp16.577 per dolar AS, sama seperti hari sebelumnya.

Sumber : Antara

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire