Saham DADA menuju Rp230.000, spekulasi akuisisi raksasa Jepang
Saham DADA jadi sorotan dengan rumor akuisisi Mitsubishi, Kajima, dan Vanguard. Potensi mega akuisisi ini bisa ubah peta pasar modal Indonesia.

Radio Elshinta/ ADP
Radio Elshinta/ ADP
Saham di bidang properti PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) mendadak menjadi pusat perhatian investor. Rumor yang beredar di pasar modal menyebut dua raksasa Jepang, Mitsubishi Estate Co., Ltd. dan Kajima Corporation, tengah menyiapkan langkah strategis untuk melakukan aksi backdoor listing melalui DADA. Jika benar terwujud, langkah ini bisa menjadi salah satu manuver korporasi terbesar dalam sejarah pasar modal Indonesia.
Pengamat pasar modal Devlin Gabriel menilai perbedaan utama backdoor listing ini dibandingkan aksi korporasi sebelumnya, seperti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), adalah skala pemain yang terlibat. Kali ini, kata dia, aksi korporasi melibatkan emiten global berstatus terbuka dengan kapitalisasi pasar ratusan triliun rupiah.
Adapun yang membuat spekulasi semakin menarik adalah keterlibatan The Vanguard Group, manajer aset terbesar kedua di dunia dengan dana kelolaan mencapai US$ 10,2 triliun (setara 50 kali APBN Indonesia 2025). Vanguard tercatat sebagai pemegang saham di Mitsubishi dan Kajima.
“Jika benar Vanguard hadir melalui proxy-nya di Asia, maka kita tidak sedang bicara backdoor listing biasa, tetapi potensi mega akuisisi yang mengubah peta pasar modal Indonesia,” ujar Devlin dalam keterangannya, Rabu (17/9/2025).
Vanguard dikenal memiliki struktur unik karena bukan perusahaan publik, melainkan dimiliki oleh dana-dana kelolaannya. Model ini memungkinkan mereka memprioritaskan kepentingan investor. Dalam 5 tahun terakhir, portofolio Vanguard mencatat imbal hasil stabil 12%–18% per tahun dan hanya masuk ke emiten dengan free float di atas 50%, kapitalisasi pasar minimal US$ 100 miliar, dan saham super-likuid.
Beberapa langkah nyata telah terlihat di DADA. Emiten ini membagikan dividen untuk pertama kalinya sejak penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO), berupaya keluar dari papan pemantauan khusus (PPK) dengan mekanisme full call auction (FCA), serta mewajibkan pengendali melepas saham ke publik untuk meningkatkan free float.
Adapun DADA listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 14 Februari 2020 dengan melepas 2.147.000.000 lembar saham atau 29,92% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan dana Rp 218,994 miliar
Potensi valuasi dan perbandingan global
Di pasar Jepang, harga saham Mitsubishi Estate berada di kisaran 3.160 yen Jepang–3.170 yen Jepang per lembar atau setara Rp 348.000–Rp 352.000 per lembar, sementara Kajima Corporation diperdagangkan di 4.290 yen Jepang– 4.332 yen Jepang per lembar atau sekitar Rp 472.000–Rp 481.000. Bandingkan dengan harga DADA yang masih di kisaran Rp 25–Rp 11.000.
Devlin mengatakan, dengan spekulasi ini, DADA berpotensi menjadi salah satu kisah terbesar di pasar modal Indonesia dekade ini. Dari saham yang sebelumnya dianggap “receh”, kini DADA bisa menjadi calon multibagger yang menarik bagi investor global.
Pada penutupan perdagangan Rabu (17/9/2205) pukul 15.40 WIB, saham DADA naik Rp 7 (8,6%) mencapai Rp 86 per saham.
Sementara itu, PT Karya Permata Inovasi Indonesia selaku pengendali saham DADA terpantau agresif mengurangi kepemilikan saham. Karya Permata telah mengurangi kepemilikan saham DADA dari akhir Juli 2025 sebanyak 66,17% menjadi 65,96%. Penjualan bertujuan sebagai divestasi secara langsung.
Dari sisi kinerja keuangan, DADA membukukan peningkatan pendapatan menjadi Rp 5,39 miliar pada semester I-2025, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 3,81 miliar. Laba bersih tahun berjalan juga melesat dari Rp 71,65 juta menjadi Rp 219,67 juta.
(ADP)