Top
Begin typing your search above and press return to search.

Warga keluhkan pengelolaan parkir Pasar Jagasatru Cirebon yang semrawut

Sejumlah pedagang dan pengunjung Pasar Jagasatru di Kota Cirebon, Jawa Barat, mengeluhkan kondisi parkir yang dinilai semrawut sejak pengelolaannya diambil alih Perumda Pasar Berintan pada awal Desember 2025.

Warga keluhkan pengelolaan parkir Pasar Jagasatru Cirebon yang semrawut
X

Sumber foto: Heru Lianto/elshinta.com.

Sejumlah pedagang dan pengunjung Pasar Jagasatru di Kota Cirebon, Jawa Barat, mengeluhkan kondisi parkir yang dinilai semrawut sejak pengelolaannya diambil alih Perumda Pasar Berintan pada awal Desember 2025.

Keluhan itu muncul karena pelayanan parkir dianggap menurun dibandingkan pengelolaan sebelumnya, yang dinilai lebih rapi dan tertata.

Sujana (57), pedagang di Pasar Jagasatru, mengatakan perubahan pengelolaan membuat kondisi area parkir tidak lagi nyaman bagi pedagang maupun pembeli.

Menurut dia, tata letak dan pengawasan petugas parkir kini tidak seketat sebelumnya.

“Sekarang yang jagain parkir seenaknya saja, sudah nggak rapi kayak kemarin-kemarin,” katanya di Cirebon, Senin.

Ia menuturkan, sistem parkir yang berlaku saat ini hanya menggunakan tiket manual sebagai bukti retribusi. Bahkan, beberapa kendaraan tidak mendapatkan tiket sama sekali.

“Tiketnya cuma formalitas saja. Ada juga kendaraan yang nggak dikasih tiket. Kita jadi mikir uangnya masuk ke kantong petugas,” ujarnya.


Sujana menduga hal itu terjadi karena juru parkir yang bekerja di bawah Perumda hanya menerima bayaran harian yang rendah, sekitar Rp75 ribu tanpa gaji bulanan.

“Karena dibayar kecil pasti berupaya cari tambahan. Jadi mereka mungkin ngantongin supaya bisa dibawa pulang,” tuturnya.

Ia menambahkan kurangnya pengawasan terjadi karena sistem parkir kini dilakukan secara manual, berbeda dengan sebelumnya yang sudah menerapkan palang pintu otomatis dan tiket resmi.

“Kalau kemarin ada kanopi, rambu parkir, petugas seragam. Sekarang tidak ada, jadi kelihatan berantakan,” katanya.


Ia menyoroti pula tidak adanya jaminan keamanan kendaraan, karena tiket yang diberikan mencantumkan keterangan bahwa pengelola tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang.

Menanggapi hal tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perumda Pasar Berintan Kota Cirebon, Winda Meliyana mengakui masih adanya kekacauan dalam masa awal pengelolaan parkir tersebut.

“Tidak lama karena masih tahap transisi. Kerja sama dengan pengelola sebelumnya berakhir 30 November (2025), jadi sekarang dikelola kami sendiri,” katanya.

Ia menyebut kondisi yang belum kondusif itu berdampak pada pendapatan parkir beberapa hari terakhir, meski penurunannya disebut tidak signifikan.

“Memang turun di hari pertama dan kedua, tapi setelah itu sudah mulai stabil,” ujarnya.

Pihaknya belum dapat memastikan, apakah pengelolaan parkir akan tetap ditangani langsung oleh Perumda atau dikembalikan ke pihak ketiga.

“Saya masih Plt, jadi keputusan berikutnya menunggu arahan dan evaluasi,” katanya.

Sumber : Radio Elshinta

Related Stories
Next Story
All Rights Reserved. Copyright @2019
Powered By Hocalwire