Ira Puspadewi berterima kasih kepada Presiden
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry periode 2017-2024 Ira Puspadewi mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto karena telah memberikan rehabilitasi atas kasus dugaan korupsi yang menjeratnya.

Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry periode 2017-2024 Ira Puspadewi mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto karena telah memberikan rehabilitasi atas kasus dugaan korupsi yang menjeratnya.
"Kami menghaturkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya ke Bapak Presiden Prabowo yang telah berkenan menggunakan hak istimewanya dengan (memberikan surat Keputusan Presiden, red.) rehabilitasi bagi perkara kami," kata Ira di Rutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat.
Ia juga mengapresiasi kepada jajaran pembantu Presiden yang telah mengawal kasus tersebut hingga dapat selesai dengan baik dan kepada kuasa hukum yang mendampingi kasus dugaan korupsi akuisisi PT Jembatan Nusantara selama 10 bulan terakhir.
"Kami juga ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, kemudian juga kepada Menteri Hukum (Menkum) RI Supratman Andi Agtas, Bapak Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya, dan kemudian yang tidak kalah pentingnya kami ucapkan terima kasih ke tim penasihat hukum, pimpinan Bapak Soesilo Aribowo, dan para petugas KPK yang melaksanakan tugas dengan baik selama hampir 10 bulan kami ditahan," ungkapnya.
Selain itu, Ira yang mewakili dua terdakwa dalam kasus dugaan korupsi PT Jembatan Nusantara, yakni Direktur Komersial dan Pelayanan PT ASDP periode 2019-2024 Muhammad Yusuf Hadi serta Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT ASDP periode 2020-2024 Harry Muhammad Adhi Caksono menyampaikan terima kasih atas dukungan masyarakat yang selama ini disuarakan.
Dalam kesempatan yang sama, kuasa hukum Ira Puspadewi, Soesilo Aribowo menyatakan perkara dugaan korupsi tersebut telah selesai dan hanya melengkapi berita acara dan administrasi kepada Kementerian Hukum.
"Sudah selesai. Untuk di KPK sudah selesai. Tinggal mengenai mungkin berita acara rehabilitasi yang di dalam Keputusan Presiden itu adalah pelaksanaannya ke Menteri Hukum," jelas Aribowo.
Sebelumnya, ketiganya merupakan terdakwa kasus dugaan korupsi dalam proses kerja sama usaha dan akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh PT ASDP tahun 2019-2022.
Kemudian pada 6 November 2025, Ira saat masih berstatus terdakwa menyampaikan pledoinya dalam persidangan. Dia menyatakan tidak terima disebut merugikan negara.
Ira meyakini akuisisi tersebut tidak merugikan negara, tetapi menguntungkan karena mendapatkan 53 kapal dengan izin operasi.
Pada 20 November 2025, majelis hakim memvonis Ira selama 4 tahun dan 6 bulan penjara, sementara Yusuf dan Harry dijatuhi pidana 4 tahun penjara. Mereka divonis merugikan keuangan negara senilai Rp1,25 triliun.
Walaupun demikian, Hakim Ketua Sunoto sempat menyatakan perbedaan pendapat atau dissenting opinion dengan memandang perbuatan ketiga terdakwa bukan tindak pidana korupsi.
Pada 25 November 2025, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengumumkan Presiden Prabowo memberikan rehabilitasi kepada Ira dan dua terdakwa kasus tersebut.
Pada pagi hari di 28 November 2025, KPK baru menerima salinan Keputusan Presiden mengenai rehabilitasi untuk ketiga mantan direksi tersebut.




